Tujuh minuman es dari enam penjual berbeda di Taipei ditemukan mengandung bakteri berbahaya.
Dalam siaran pers Senin (12 Juni), Departemen Kesehatan Pemerintah Kota Taipei mengumumkan telah melakukan pemeriksaan acak terhadap 81 produk, termasuk 26 makanan beku, 10 es batu yang dapat dimakan, 34 minuman, dan 11 sampel bahan. Dari jumlah tersebut, 22 gagal pemeriksaan dan setelah tes kedua dilakukan, tujuh ditemukan memiliki tingkat Enterobacteriaceae yang tidak aman.
Ketujuh minuman itu termasuk apel dan berry smoothie dan smoothie pisang cokelat dari Journey Kaffe. Yang lainnya adalah Kung Fu Tea black tea slush dari toko utama Zhongxiao Dunhua di Ayam Goreng TKK, teh hijau Alishan dari cabang Shipai Ji Long Tang, es krim rasa susu Hokkaido di Rododo Hot Pot cabang Chongqing Selatan, teh hijau melati dari Sun Teh Woo, dan teh hijau melati dari Bola Kentang Kiyohara cabang Tianjin.
Departemen kesehatan mengatakan pengujian Enterobacteriaceae tidak hanya merupakan cara penting untuk menilai keamanan air dan makanan, tetapi juga merupakan indikator tingkat sanitasi vendor tertentu. Tingkat yang melebihi standar keamanan dapat menunjukkan bahwa makanan telah terkontaminasi selama proses produksi atau kebersihan pribadi staf yang buruk.
Dikatakan bahwa tingkat Enterobacteriaceae yang berlebihan akan berdampak negatif pada kualitas makanan dan mengurangi umur simpan. Dinas mengingatkan dunia usaha untuk memperhatikan proses produksi, sanitasi lingkungan, dan pemantauan mandiri.
Karyawan juga harus memperhatikan kebersihan diri dan sering mencuci tangan. Pekerja juga harus memperhatikan suhu lemari es penyimpanan, menyimpan bahan-bahan yang tidak digunakan dalam freezer tepat waktu, dan mengganti filter pembuat es atau dispenser air secara teratur untuk memastikan keamanan konsumen, desak departemen kesehatan.
Sumber : Taiwan News
Berita Terkait
Siswa Sekolah Menengah Yang Terluka Akibat Gempa Telah Meninggal Dunia
Gempa Berkekuatan 6,3 Skala Richter Melnada Taiwan Dini Hari Ini
Korban Tewas Akibat Gempa Taiwan Meningkat Menjadi 13 Setelah 3 Mayat Ditemukan di Jalur Pendakian