Ketahui Lebih Dekat Presiden Baru Taiwan: Lai Ching-te, Dokter yang Membawa Harapan Baru

Pada Sabtu lalu, Lai Ching-te, seorang mantan dokter yang berasal dari keluarga tambang miskin, meraih kemenangan dalam pemilihan presiden yang sangat dinantikan di Taiwan. Dengan usia 64 tahun, ia saat ini menjabat sebagai wakil presiden dari Partai Progresif Demokrat (DPP) yang berkuasa. Kemenangannya tidak hanya memberikan DPP masa jabatan ketiga secara berturut-turut, tetapi juga menjadi angin segar yang menolak ancaman dari tetangga otoriter, China.

Sebagai seorang politikus berpengalaman, Lai Ching-te, yang dikenal dengan pidato lembutnya, telah lama menjadi sasaran kemarahan Beijing karena gigih memperjuangkan kedaulatan Taiwan. Dalam pidato kemenangannya, ia menyatakan komitmennya terhadap demokrasi, yang diharapkan dapat dipahami oleh pemerintah China.

Lai Ching-te menegaskan tanggung jawab pentingnya sebagai presiden untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Meskipun berkomitmen pada dialog dengan China berdasarkan prinsip-prinsip martabat dan kesetaraan, ia juga menekankan tekadnya untuk melindungi Taiwan dari ancaman dan intimidasi yang terus menerus dari pihak China.

Dalam konteks geopolitik, ketegangan di sepanjang Selat Taiwan mencapai tingkat tertinggi sejak 1996. China, di bawah kepemimpinan Xi Jinping, terus meningkatkan tekanan diplomatik, ekonomi, dan militer terhadap Taiwan, menganggap pulau tersebut sebagai wilayahnya yang harus direbut.

Lai Ching-te, yang pada awalnya seorang dokter di rumah sakit universitas Tainan, menggambarkan krisis misil tahun 1996 sebagai “momen penentu” yang mendorongnya untuk terlibat dalam demokrasi Taiwan. Setelah meninggalkan karir medisnya, ia berhasil menjadi legislator, wali kota dua periode yang populer di Tainan, dan kemudian menjabat sebagai perdana menteri sebelum menjadi wakil presiden di bawah pemerintahan Tsai Ing-wen.

Dengan kemenangannya, Lai Ching-te berhasil mematahkan “kutukan delapan tahun” dalam politik Taiwan, menandai bahwa tidak ada partai politik sebelumnya yang mampu bertahan di pemerintahan selama lebih dari dua periode sejak Taiwan menjadi demokrasi.

Berita ini mencerminkan komitmen kuat Lai Ching-te terhadap demokrasi dan kedaulatan Taiwan, sementara juga menggarisbawahi tantangan dan tekanan yang dihadapi pulau tersebut dari pihak China. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan individu, tetapi juga sebuah peristiwa sejarah dalam perjalanan demokratisasi Taiwan.

Sumber : CNN

Loading

You cannot copy content of this page