Geger! Seorang TKI Dinyatakan Positif Demam Chikungunya Setibanya di Taiwan!

Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Selasa (23/3/2021) mengumumkan kasus demam chikungunya impor pertama untuk tahun ini.

Selama konferensi pers pada hari Selasa, juru bicara CECC Taiwan, Chuang Jen-hsiang mengumumkan kasus demam chikungunya yang diimpor pertama kali tahun ini di negeri Formosa yang berasal dari seorang pekerja migran.

foto : Taiwannews

Pasien adalah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berusia 20-an tahun yang datang ke Taiwan untuk bekerja pada tanggal 16 Maret tahun ini.

Ketika dia tiba di Taiwan, dia ditemukan mengalami demam. Petugas karantina kemudian mengujinya untuk demam berdarah, tetapi hasilnya negatif.

Setelah menerima hasil negatif corona, dia tetap kembali dites COVID-19 dan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.

Tes darah yang dilakukan di bandara mengungkapkan bahwa dia positif terkena penyakit demam chikungunya.

TKI tersebut kini telah ditempatkan di bangsal isolasi rumah sakit, sementara dua TKI lainnya yang berada dalam kelompok perjalanan yang sama saat ini tidak menunjukkan gejala terpapar wabah penyakit itu.

Sejak penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk itu pertama kali ditetapkan sebagai penyakit menular yang dapat dilaporkan pada tahun 2007 silam, Taiwan telah mencatat total 232 kasus demam chikungunya yang dikonfirmasi oleh CECC Taiwan.

Dari jumlah ini termasuk 21 kasus demam chikungunya lokal dan 211 kasus demam chikungunya impor.

Dari ratusan kasus demam chikungunya impor, 90 persen pasien dilaporkan terinfeksi wabah demam chikungunya di negara-negara Asia Tenggara.

Dimana Myanmar mencatat jumlah kasus terbanyak yakni sekitar 70 kasus, diikuti oleh Indonesia (62 kasus) dan Filipina (28 kasus).

Baru-baru ini, banyak negara di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Malaysia, telah melaporkan tingkat infeksi demam chikungunya yang rendah.

Total kumulatif kasus yang dilaporkan di wilayah tersebut sepanjang tahun ini telah mencapai 100 kasus. Jumlah ini dilaporkan lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Namun, baru-baru ini wabah demam chikungunya dikonfirmasi di kawasan Sentul, Kuala Lumpur, dimana lebih dari 50 kasus telah dilaporkan sejak tanggal 16 Februari kemarin.

Menurut Pusat Pencegahan Wabah Penyakit (CDC) Taiwan, cara penularan penyakit ini sama untuk kasus penyakit demam berdarah, yaitu ditularkan melalui gigitan nyamuk macan Asia atau Aedes aegypti.

Masa inkubasi wabah demam chikungunya adalah 2 hingga 12 hari, sedangkan periode infeksi berkisar dari dua hari sebelum timbulnya gejala hingga lima hari sesudahnya.

Gejala penyakit demam chikungunya termasuk demam mendadak, nyeri sendi atau artritis (terutama pada persendian kecil tangan dan kaki, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki), sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, nyeri otot, dan terdapat ruam merah pada tubuh pasien.

Menurut CDC Taiwan, kebanyakan pasien sembuh dari penyakit demam chikungunya dalam waktu sekitar 7 sampai 10 hari.

Pihak CDC Taiwan mendesak bagi individu yang berencana melakukan perjalanan ke Asia Tenggara dan daerah lain dimana demam chikungunya sedang mewabah untuk mengambil tindakan pencegahan guna menghindari gigitan nyamuk, seperti mengenakan kemeja lengan panjang berwarna terang dan celana panjang.

Pihak CECC mengingatkan masyarakat bahwa jika mereka mengalami gejala penyakit demam chikungunya saat tiba dari luar negeri, mereka harus memberi tahu petugas karantina bandara dan pelabuhan serta bekerja sama dengan tindakan pencegahan epidemi.

Jika mereka mengalami gejala yang mencurigakan selama masa karantina, mereka disarankan untuk menghubungi departemen kesehatan atau pusat kesehatan setempat dan menghindari penggunaan transportasi umum.

今年首例屈公病現蹤印尼男入境發燒機場攔檢確診| 生活| 重點新聞| 中央社CNA
foto : CNANews

Saat mencari perawatan medis, setiap individu harus memastikan untuk memberi tahu dokter tentang riwayat perjalanan, pekerjaan, dan riwayat kontak mereka, dan menyusun laporan TOCC (perjalanan, pekerjaan, kontak, dan cluster) untuk diagnosis dan pemberitahuan tepat waktu.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web CDC di laman berikut: https://www.cdc.gov.tw/

Atau Anda juga dapat menghubungi hotline pencegahan epidemi bebas pulsa di nomor telepon 1922 atau 0800-001922.

Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network,  TVBS NEWS, CNANews, CDC Taiwan

Loading

You cannot copy content of this page