Selebriti Internet Wanita Indonesia Diperalat Rekrut PMA Ilegal

Tim satgas menemukan sejumlah PMA ilegal saat memeriksa sebuah mes di Taichung. Ditjen imigrasi menangkap seorang pria bermarga He yang memperalat selebriti internet wanita Indonesia untuk membujuk PMA melarikan diri. He memungut biaya agensi dengan mengatur akomodasi dan transportasi pekerja ilegal. 23 dari 42 PMI yang ditangkap merupakan pekerja kaburan, dan 19 lainnya masuk ke Taiwan dengan bebas visa.

Wakil Kapten Tim Satgas Kabupaten Changhua, Ditjen Imigrasi, Chen Ting-fu mengatakan, “(Selebriti internet) menyebarkan foto sedang makan dan bersenang-senang, dan (menunjukkan) dolar Taiwan untuk menarik minat PMA. Baik pekerja legal maupun ilegal, pria ini (Pria marga He) membantu mencarikan pekerja ilegal.”

Residivis He meraup keuntungan lebih NT$ 5 juta

He pernah ditangkap satu kali pada Agustus tahun lalu. Kali ini dia memperkenalkan pekerja migran ilegal untuk bekerja di pabrik sepeda di distrik Da’an, dan berhasil meraup keuntungan lebih NT$ 5 juta dalam dua tahun. Saat ini ia telah ditindak atas pelanggaran UU Pelayanan Ketenagakerjaan dan UU Keimigrasian. Kementerian Ketenagakerjaan (MOL) menyatakan bahwa alasan utama PMA menjadi hilang kontak karena faktor lingkungan dan upah.

Staf Badan Pengembangan Tenaga Kerja, MOL, Chuang Kuo-liang mengatakan, “Sebagian besar PMA ini tinggal secara terpisah, ada di lokasi konstruksi atau bekerja sebagai pengasuh, dan sebagian kecil bekerja di pabrik.”

PMA hilang kontak banyak dipekerjakan industri padat karya

Menurut data MOL, jumlah PMA di Taiwan dalam tiga tahun terakhir adalah sekitar 700.000 orang, dan jumlah PMA yang kehilangan kontak mencapai 45.000-50.000 orang. Tingkat PMA hilang kontak tahun 2019 yang 2,5% meningkat menjadi 2,96% pada tahun lalu. Ormas PMA mengatakan bahwa Taiwan mengalami kondisi kekurangan pekerja yang sangat parah, dan sebagian besar PMA kaburan dipekerjakan secara ilegal di industri padat karya.

Ketua Asosiasi Pengembangan Pekerja Asing (GWO), Karen Hsu mengatakan, “Upah pekerja pabrik lebih bagus, lingkungan dan jam kerja secara keseluruhan juga lebih bagus dari pekerja pengasuh. Oleh karena itu, pada tahun lalu, sebelum Agustus tahun lalu, ada sejumlah besar pekerja informal beralih menjadi pekerja pabrik.”

Ormas buruh: Menjamin hak kerja PMA untuk mengurangi pelarian

Karen menambahkan bahwa industri pertanian di wilayah tengah dan selatan mengalami kekurangan pekerja, ditambah para PMA sering berinteraksi melalui medsos sehingga sangat mudah terhasut. Selain memperkuat manajemen majikan yang sah, pemerintah juga seharusnya menjamin hak kerja PMA untuk mengurangi angka pelarian pekerja migran.

Sumber : Warta Berita

Loading

You cannot copy content of this page