Tak Mendapatkan Jasa Perawat Migran, Seorang Ibu Berulah di DOSW

Seorang wanita berulah di Departemen Kesejahteraan Sosial (DOSW) tanggal 8 karena tidak dapat menemukan perawat migran selama pandemi. Sambil membanting pot tanaman, ia mengeluh putus asa karena tidak dapat menemukan jasa perawat migran bagi anaknya yang menyandang cacat.

Foto : Warta Berita

Pihak yang terlibat, wanita bermarga Wu berseru, “sudah putus asa dan sangat lelah. Saya selalu bilang kepada mereka bahwa saya manusia, bukan robot. Saya telah merawat anak saya selama sekian tahun sehingga saya tidak dapat bekerja.”

Pandemi+tuntutan Zero Cost menjadi pemicu krisis PMA di Taiwan

Walau motifnya mengundang simpati, ibu ini tetap dilaporkan kepada pihak berwenang karena telah menyalurkan isi hatinya lewat aksi kekerasan. Saat ini ada banyak keluarga di Taiwan seperti ibu ini yang membutuhkan tenaga perawat migran. Mayoritas PMA yang direkrut Taiwan berasal dari Indonesia. Organisasi kesejahteraan sosial menyatakan secara terus-terang bahwa situasi pasokan dan permintaan telah mengalami kesenjangan parah. PMA tidak dapat masuk ke Taiwan akibat pandemi selama dua tahun terakhir, ditambah dengan kebijakan Zero Cost Indonesia sebelumnya, biaya rekrut tinggi dan negosiasi yang tidak membuahkan hasil, semua ini telah membuat masalah krisis tenaga kerja menjadi semakin parah.

Ketua Employment Service Institute Association // Huang Gao-jie menguraikan, “(perawat migran) di Taiwan selama dua tahun ini hanya keluar tidak masuk. Jumlah yang masuk selama dua tahun ini hanya ribuan, namun yang keluar mencapai puluhan ribu orang. Maka jumlah perawat migran yang masih dibutuhkan Taiwan saat ini setidaknya berkisar antara 50.000-100.000 orang.”

Perbanyak alternatif negara pemasok PMA untuk tangani krisis pekerja

Serikat agen penyalur tenaga kerja menyampaikan, selama masa pandemi dua tahun ini, jumlah pekerja yang dibutuhkan setidaknya bertambah 20.000 orang per tahun, totalnya diperkirakan melampaui 50.000 orang. Permintaan terhadap tenaga perawat migran tidak diimbangi oleh jumlah pasokan. Pemerintah diimbau membuka lebih banyak lagi alternatif negara pemasok untuk menanggulangi masalah krisis pekerja.

Sumber : Warta Berita

Loading

You cannot copy content of this page