5 Fakta Baru Horor Halloween di Itaewon

Foto : Detik News

Tragedi Halloween di Distrik Itaewon, Korea Selatan jadi sorotan dunia. Sejauh ini insiden tersebut menewaskan 155 orang.

Ratusan orang terkena henti jantung setelah ribuan orang memadati jalan sempit di distrik Itaewon, Korsel, untuk merayakan pesta Halloween pada Sabtu (29/10/2022) malam waktu setempat. Kerumunan semakin besar dan sulit diatur hingga jelang larut malam.

Saksi mata bernama Moon Ju-young (21) melihat langsung ratusan orang berdesakan di gang sempit dan tidak bergerak hingga petugas darurat dan polisi turun. Dia mengatakan polisi kesulitan mengantisipasi kerumunan dalam acara tersebut. Keramaian mencapai 10 kali lipat dibandingkan biasanya.

“Setidaknya lebih dari 10 kali ramai dari biasanya,” katanya.

Korban Tewas Kini 155 Orang

Korban tewas saat perayaan Halloween yang berujung tragedi di Itaewon, bertambah. Korban jiwa kini mencapai 155 orang.

Dilansir The Korea Herald pada Selasa (1/11/2022), korban ke-155 yakni seorang perempuan berusia 24 tahun. Dia dinyatakan meninggal dunia pukul 21.00 waktu setempat.

Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat di Markas Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korea Selatan. Sementara itu, 30 orang dalam kondisi serius. Lalu 122 orang lainnya mengalami luka ringan.

PM Korsel Janji Penyelidikan Menyeluruh

Perdana Menteri (PM) Korea Selatan (Korsel) Han Duck-soo menjanjikan penyelidikan menyeluruh terhadap tragedi pesta Halloween di Itaewon yang menewaskan lebih dari 150 orang, dan membuat negara itu berkabung.

“Pemerintah akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas apa yang menyebabkan kecelakaan ini dan melakukan yang terbaik untuk membuat perubahan kelembagaan yang diperlukan sehingga kecelakaan seperti itu tidak terulang,” kata Perdana Menteri Han saat para pejabat pemerintah bertemu untuk membahas tentang bencana tersebut.

“Identifikasi telah selesai dan saya percaya sudah waktunya untuk tindakan lanjutan seperti prosedur pemakaman dilakukan dengan sungguh-sungguh,” imbuh Han Han.

Han Duck-soo mengatakan akan melakukan yang terbaik untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban.

Presiden Yoon Suk-yeol Tetapkan Itaewon sebagai Zona Bencana

Presiden Yoon Suk-yeol yang telah menyatakan masa berkabung nasional dan menetapkan Itaewon sebagai zona bencana, mengunjungi altar peringatan di dekat balai kota Seoul dan memberikan penghormatan kepada para korban pada hari Senin (31/10).

Tragedi itu adalah yang paling mematikan di negara itu sejak tenggelamnya kapal feri Sewol tahun 2014 yang menewaskan 304 orang, terutama siswa sekolah menengah.

Tragedi tersebut terjadi ketika lautan manusia dengan kostum dan topeng khas Halloween memadati distrik Itaewon. Mereka berkerumun dan berdesak-desakan hingga akhirnya terinjak-injak. Orang-orang terjepit di dalam gang, sehingga petugas darurat tidak bisa mengeluarkan mereka dari kerumunan penuh sesak. Pihak berwenang mengatakan mayoritas korban adalah wanita muda berusia 20-an tahun.

Cerita soal kengerian tragedi Halloween di Itaewon juga diungkapkan oleh tiga orang tentara Amerika Serikat (AS). Mereka yang selamat dari tragedi tersebut, mengaku melihat orang berjatuhan di gang sempit dan curam di Itaewon.

Para tentara AS tersebut berada di kerumunan tersebut, tetapi mereka bisa menyelamatkan diri ke area samping.

Polisi Akui Gagal Pengamanan

Kepolisian Korsel mengakui gagal dalam memperkirakan jatuhnya banyak korban jiwa saat perayaan Halloween yang berujung tragedi di Itaewon pada akhir pekan. Pengakuan itu disampaikan menanggapi kritikan yang menghujani kepolisian soal kegagalan dalam mencegah tragedi mematikan itu.

Seperti dilansir kantor berita Korsel, Yonhap, Senin (31/10/2022), Kepala Biro Manajemen Ketertiban Umum pada Kepolisian Nasional Korsel, Hong Ki-hyun, mengakui kegagalan kepolisian dalam memperkirakan terjadinya insiden mematikan saat perayaan Halloween di distrik Itaewon, pusat ibu kota Seoul pada Sabtu (29/10) malam waktu setempat.

“Diperkirakan bahwa banyak orang akan berkumpul di sana. Tapi kami tidak menyangka akan adanya korban jiwa dalam skala besar akibat berkumpulnya begitu banyak orang,” ucap Hong saat berbicara kepada wartawan setempat di kantornya pada Senin (31/10) waktu setempat.

Hong menekankan bahwa kerumunan orang yang hadir dalam perayaan Halloween tahun ini jumlahnya tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya atau sedikit lebih banyak, meskipun belum dikonfirmasi apakah orang-orang berkumpul lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Saya diberitahu bahwa polisi di lokasi kejadian tidak mendeteksi lonjakan massa secara tiba-tiba,” tutur Hong, sembari menyampaikan penyesalan atas kelirunya penilaian personel kepolisian di lokasi.

Kesaksian Seperti Perang

Salah satu saksi mata mengatakan sebelum kekacauan terjadi, para pengunjung pesta sudah sangat padat di jalan-jalan sempit sehingga sulit untuk bergerak. Video yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.

“Saya melihat orang-orang pergi ke sisi kiri dan saya melihat orang itu menuju ke sisi yang berlawanan. Jadi, orang yang di tengah macet, jadi tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa bernapas,” kata seorang saksi bernama Sung Sehyun kepada CNN, Minggu (30/10/2022).

“Kami melihat adegan dari film… seperti hal-hal yang terjadi selama perang,” kata saksi Park Jung-Hoon (21) kepada Reuters. “Mereka melakukan CPR di sana-sini dan orang-orang bergegas masuk karena tidak ada yang dikendalikan. Itu benar-benar di luar kendali,” lanjutnya.

Sumber : Detik News

Loading

You cannot copy content of this page