6 Warga Taiwan Diduga Jadi Tersangka Kasus Penyelundupan Orang ke Amerika

Sebanyak 6 warga Taiwan ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan atas tuduhan memberikan paspor palsu untuk menyelundupkan sejumlah warga negara China ke negara-negara Barat, ungkap Korps Urusan Perbatasan (BAC) Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Jumat (19/06).

移民署破獲跨境人蛇集團!利用台灣護照掩護中國人偷渡-焦點-HiNet生活誌
foto : Hinet Times

Ke-6 tersangka ditangkap di wilayah Taiwan bagian utara, tengah dan selatan oleh agen penegak hukum negeri Formosa. Mereka kemudian diserahkan ke jaksa distrik Taoyuan untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan pemalsuan dokumen, kata para penyelidik.

Total sekitar 30 orang diduga terlibat dalam operasi penyelundupan manusia tersebut, menurut penyelidikan awal terhadap kasus yang berasal dari informasi rahasia pada tahun 2019 lalu dari pihak berwenang dari Kanada.

Pada saat itu, orang Kanada mengatakan bahwa orang Taiwan membantu menyelundupkan orang China ke Amerika Serikat atau Eropa dengan menyediakan paspor Taiwan palsu kepada mereka, kata BAC Taiwan.

Setelah penyelidikan hamper selama satu tahun, ditemukan bahwa orang Taiwan yang direkrut oleh kelompok penipuan tersebut sering terbang ke Bandara Internasional Guangzhou Baiyun, dimana mereka memberikan paspor Taiwan yang dimodifikasi kepada warga negara Tiongkok dan mengganti boarding pas naik pesawat untuk membantu mereka meninggalkan negara itu.

Metode ini juga digunakan untuk menyelundupkan sejumlah warga negara China ke negara lain dari bandara di Beijing, Nanjing, Xiamen, Shenzhen dan Wuhan, katanya.

網傳港黑警將大批移民來台移民署強調嚴格把關| 社會| 新頭殼Newtalk
foto : NewTalk

Menurut para penyelidik, kelompok perdagangan manusia ini telah memikat orang Taiwan untuk membantu operasi penyelundupan manusia dengan membayar sekitar NT$ 20.000 untuk perjalanan satu atau dua hari ke China.

Sindikat perdagangan orang itu diperkirakan telah meraup keuntungan hingga NT$ US $ 20 juta karena secara ilegal membantu lebih dari 10 orang China terbang ke Barat, kata mereka.

Sumber : ETtoday LIVE, Hinet Times, CNANews

Loading

You cannot copy content of this page