BP2MI Curiga Ada Oknum Berkuasa yang Terlibat Dalam Penyelundupan TKI Ilegal!

Penyelundupan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) hingga saat ini masih terjadi. Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sehingga rawan terjadinya penyelundupan TKI ilegal.

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani
foto : Viva

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan bahwa Kalbar merupakan pintu masuk dan keluar tenaga kerja migran, sehingga rawan terjadinya penyelundupan TKI ilegal. Dan perlu adanya penanganan yang serius dari satgas pemberantasan pekerja migran ilegal.

“Keberangkatan para pekerja migran Indonesia yang ilegal ini lebih banyak dilakukan oleh sindikat, para sindikat ini komplotan yang memiliki modal yang diduga dibekingi oknum-oknum yang memiliki kekuasaan. Tapi, siapapun oknum-oknum tersebut yang berkomplot mendapatkan uang dengan cara kotor adalah musuh negara,” kata Benny Rhamdani pada hari Senin (24/08/2020).

Ia mengatakan, bahwa oknum-oknum yang hanya berorientasi mendapatkan keuntungan adalah pengkhianat negara. Dan negara tidak boleh kalah, negara harus hadir dalam menghadapi sindikat pengiriman migran ilegal. Dan untuk memberantas migran ilegal BP2MI sudah membentuk satgas pemberantasan migran ilegal.

“Saya berharap, satgas pemberantasan migran ilegal yang sudah dibentuk bisa bekerja efektif dengan semua stakholder yang ada di daerah. Baik kepolisian,TNI dan masyarakat,” kata Benny.

Penyelundupan TKI Ilegal, BP2MI Duga Ada Oknum Berkuasa Terlibat
foto : wartapenanews

Lebih lanjut, kata Benny, penempatan tenaga kerja migran Kalbar ada 100 ribu, namun yang bermasalah hampir 3.000 orang. Dan Kalbar tercatat daerah yang rawan terjadinya pengiriman tenaga kerja migran ilegal. “Saya meminta kepada UPT BP2MI Kalbar untuk melakukan penekanan kepada tenaga kerja dengan cara yang legal,” ujarnya.

Dia pun mengatakan, jumlah pekerja migran Indonesia ada  3,7 juta yang terdata di dalam sistem, dan data yang ada di World Bank secara keseluruhan ada 9 juta. Kemudian ada 5,3 juta yang berangkat secara ilegal di 150 negara di dunia,” ujarnya.

Sumber : tvOneNews, Viva co id

Loading

You cannot copy content of this page