RI Ekspor Kubis Jatim ke Taiwan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian berupa sayuran kubis sebanyak 4 kontainer ke Taiwan. Diketahui, masing-masing kontainer berisikan 25 ton kubis dengan harga mencapai 40 ribu per kilogram.

Dari Jatim, Mentan Syahrul Lepas Ekspor Kubis ke Taiwan - Gosulsel
foto : gosulsel

“Inilah yang kita sebut sebagai akselerasi pertanian. Di mana konsumsi nasional kita mampu meningkatkan ketahanan pangan sekaligus punya nilai ekspor dan diminati oleh masyarakat di seluruh dunia,” ujar Mentan Syahrul saat melepas ekspor Kubis di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/9).

Mentan Syahrul mengatakan, tahun ini permintaan eskpor sayuran Indonesia mencapai kurang lebih 230 kontainer. Bahkan diprediksi jumlah tersebut akan terus meningkat hingga 300 kontainer.

“Tahun lalu ekspor sayuran dan buah-buahan kita kurang lebih 6 triliun. Kalau begitu, bisnis yang pasti menjanjikan dan mampu menghidupkan rakyat adalah pertanian yang semakin kuat dan semakin akseleratif,” terangnya.

Mentan lepas ekspor kubis ke Taiwan - ANTARA News Kalimantan Tengah -  Berita Terkini Kalimantan Tengah
foto : antara

Menurut dia, pelepasan ekspor yang dilakukan ini sesuai dengan perintah dan arahan Presiden Jokowi di mana pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi di seluruh dunia.

“Petunjuk bapak Presiden selalu mau melihat agar akselerasi ekonomi yang real dan bisa memberikan efek pendapat bagi rakyat. Itulah yang perlu didorong,” katanya

Oleh karena itu, Mentan Syahrul berharap semua elemen bangsa mendorong sektor pertanian untuk terus bekerja dan berproduksi. Selain itu, kualitas pertanian Indonesia juga harus terus ditingkatkan lebih tinggi lagi supaya mampu bersaing dengan produk luar negeri.

Dari Jatim, Mentan Syahrul Lepas Ekspor Kubis ke Taiwan — Nusakini
foto : nusakini

“Ekonomi dunia lemah untuk satu atau dua tahun ke depan, tetapi yang tidak pernah melemah adalah pertanian, karena untuk keperluan pangan tidak bisa ditunda. Kalau begitu bisnis pertanian tetap terbuka. Pertanian hanya gagal kalau manajemennya tidak baik,” tutupnya.

Sumber : RMOL

Loading

You cannot copy content of this page