Miris! Kisah TKI Sugiyem: 6 Bulan Disiksa Majikan di Singapura

Alih-alih bawa pulang duit yang banyak, Sugiyem (49 tahun) justru pulang kampung penuh luka. Warga dukuh Ledok Sukolilo, Pati sakit akut, karena menjadi sasaran amuk majikan tempat kerjanya di Singapura.

Duka Sugiyem, TKI asal Pati Disiksa Majikan di Singapura Sampai Buta -  Poskotaonline
foto : Poskota

Karena kondisinya yang semakin memburuk, Sugiyem pulang kampung, Sabtu (24/10), melalui bandara Juanda Surabaya.

“Majikan saya suka mukul. Selama 6 bulan, saya mendapat penyiksaan” tutur Sugiyem, Selasa (27/10).

Giyem, begitu Sugiyem biasa dipanggil, mengaku hanya diberikan tempat tidur beralaskan plastik sampah.

image
foto : KRJogja

“Kepala, telinga kiri dan kanan sering dipukuli. Juga mata saya, kerap ditonjok. Sampai mata saya kalau untuk melihat, hanya bisa samar tidak jelas” ucap Giyem sambil menyebutkan nama dan alamat majikannya, UK di kawasan Pasiris Singapura.

Akibat penganiayaan yang dilakukan keluarga majikannya, menyebabkan kaki Giyem menjadi bengkak. Siku tangannya terluka akibat luka bakar dari seterika.

Selain itu, kedua pergelangan tangannya patah dan bengkak, karena pernah ditekuk majikan. Sehingga kedua tangan Giyem tidak bisa lagi digerakan.

Diceritakannya, dia menjadi TKI, sejak 17 Mei 2017 silam. Berangkat dari Batam, kemudian diterima agen bernama Hasyim di Bedug, Singapura.

“Saya bekerja di rumah majikan pertama, selama 4 tahun. Orangnya sangat baik” ucap Giyem sambil merintih menahan sakit.

WNI Akhirnya Diizinkan Masuk Singapura, Ini Ketentuannya
foto : Detik

Setelah itu, Giyem pindah ke majikan baru. Di rumah majikan ke dua inilah, dia kerap mendapat siksaan.

Bahkan Sugiyem mengaku hanya bisa melihat dunia luar, hanya dari jendela. Karena rumah dan pagar selalu dikunci majikan.

Ketum GJL, Riyanta SH mengaku akan membawa Giyem ke RS Suwondo Pati untuk dimintakan visum sebagai bahan laporan ke APH.

“Pemerintah harus memberikan perlindungan terhadap TKI. Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 39 Tahun 2004” ujarnya.

Sumber : KRJogja

Loading

You cannot copy content of this page