Taiwan Konfirmasi Kasus Mutasi COVID-19 Asal Afrika, Diduga Lebih Ganas!

Komandan Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Chen Shih-chung pada hari Rabu (13/1) menyampaikan, setelah 5 jenis virus mutasi dari Inggris, kali ini muncul 1 jenis virus mutasi dari Afrika Selatan, yaitu kasus ke-813 dari Eswatini.

Mempertimbang parahnya situasi virus mutasi pandemi COVID-19 maka mulai 14 Januari pukul 00.00 menerapkan karantina 14 hari bagi pendatang (termasuk transit) dari Kerajaan Eswatini dan kawasan Afrika Selatan.

Chen mengemukakan, kasus ke-813 dari Kerajaan Eswatini, melalui pemeriksaan tanggal 12 Januari 2021 yang dipastikan virus mutasi dari Afrika Selatan (sejak Oktober 2020 telah terkumulatif 38 jenis virus mutasi, diantaranya 5 virus mutasi di Inggris dan 1 dari Afrika Selatan).

Berhubung jalinan kerjasama antara Taiwan dengan Kerajaan Eswatini dan Republik Afrika Selatan cukup erat, sementara wabah COVID-19 di kawasan Afrika Selatan semakin parah, hingga kini sudah terkumulasi 1.259.748 kasus dengan kasus kematian 34.334 jiwa.

Rata-rata penambahan baru kasus setiap harinya lebih dari 17 ribu dan hampir mencakup 70%. Selain itu hingga saat ini setidaknya ada 12 negara yang melaporkan adanya virus mutasi dari Afrika Selatan.

WHO memperkirakan kemampuan penularan dari virus mutasi ini sekitar 1,5 kali lipat, tetapi karena keterbatasan data informasi sehingga masih harus melakukan penelitian untuk mengkonfirmasikan risiko penularan, diagnosis laboratorium, gejala klinis dan vaksin.

Terkait ditemukannya virus mutasi di Afrika Selatan, untuk itu Chen Shih-chung mengumumkan pemberlakuan karantina 14 hari bagi mereka yang datang maupun transit dari Afrika Selatan dan Kerajaan Eswatini mulai 14 Januari pukul 00.00, selain juga akan dilakukan pemeriksaan sebelum dan seusai karantina, setelah diperiksa negatif harus melanjutkan karantina mandiri selama 7 hari.

Sumber : CTITV NEWS, 中視新聞, CNANews, Rti, Yahoo News

Loading

You cannot copy content of this page