Polisi: 27 TKW Asing yang Bekerja di Kedai Teh Sumber Penularan COVID-19 di Taipei Berhasil Dilacak

Polisi saat ini berusaha melacak 27 orang tenaga kerja wanita yang bekerja di kedai teh asing di kota Taipei yang saat ini diduga menjadi sumber penularan kasus COVID-19 domestik di negeri Formosa.

Pada tanggal 12 Mei, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan mengumumkan bahwa dua wanita dari dua kedai teh berbeda yang terletak di distrik Wanhua, Taipei dinyatakan positif mengidap virus corona.

衛生人員前往阿公店周邊消毒。(記者王冠仁翻攝)
foto : LTNNews

Keesokan harinya, Wakil Walikota Taipei, Huang Shan-shan mengatakan kepada media bahwa 172 kedai teh dan bar di Wanhua akan ditutup selama tiga hari untuk menjalani penyelidikan epidemiologi, serta pembersihan dan desinfeksi.

Hingga Minggu (16/5/2021), jumlah kasus corona yang terkait dengan penularan di kedai teh di Taipei telah meledak menjadi 105 orang.

Pada hari Rabu, 316 kasus lainnya telah dilaporkan dari infeksi klister dari kedai teh di Taipei. Dari 65 kedai teh yang terletak di jalan Guangzhou dan jalan Sanshui, polisi dari distrik Wanhua, kota Taipei telah berhasil menghubungi pemilik kedai teh guna mendalami penyelidikan kasus ini, laporan media Liberty Times.

Pemilik kedai teh telah diminta untuk memberi tahu staf mereka untuk menjalani tes COVID-19 di stasiun pengujian terdekat.

Polisi Taipei dilaporkan juga masih berupaya menghubungi pemilik 43 kedai teh lainnya, pengunjung dengan nomor kontak tidak terdaftar, nomor telepon terputus, atau pemilik kedai teh yang tengah menjalani karantina.

Berdasarkan hasil inspeksi pihak kepolisian, kedai-kedai teh asing itu cukup popular di kalangan warga Taiwan berusia lanjut yang menjadi pelanggan tetap di kedai teh tersebut.

Setidaknya ada 80 TKW asing yang bekerja di tempat-tempat ini. Sejauh ini, 15 diantaranya telah menjalani pengujian cepat, 34 telah setuju untuk pergi ke stasiun pengujian, 2 TKW asing telah kembali ke China, 1 orang dikarantina, dan 1 orang lagi memiliki visa yang telah lewat batas waktu dan akan meninggalkan Taiwan pada tanggal 11 Juni 2021.

Adapun 27 sisanya, polisi secara aktif berusaha menghubungi mereka untuk memastikan mereka dites virus corona.

Anggota dewan Kota Taipei, Chung Hsiao-ping mengatakan bahwa banyak dari TKW yang bekerja di kedai-kedai teh tersebut awalnya datang ke Taiwan untuk bekerja sebagai pengasuh tetapi kemudian melarikan diri dari majikan mereka dan mencari pekerjaan di kedai teh.

Chung menyatakan keprihatinan bahwa sekarang rumah teh telah ditutup, mereka dapat kembali ke tempat kerja semula yang tersebar di wilayah Taiwan tengah dan selatan dan berpotensi menyebarkan virus COVID-19 di tingkat komunitas lebih jauh.

Polisi mendesak para pekerja asing ini untuk melapor terlepas dari legalitas status keimigrasian mereka. Mereka menunjukkan bahwa karena pandemi, Badan Imigrasi Nasional (NIA) Taiwan telah menangguhkan penyelidikannya terhadap pekerja migran asing yang perlu menjalani tes corona tetapi telah melampaui masa tinggal mereka di Taiwan maupun bagi pekerja migran kaburan atau tidak berdokumen.

File photo of police running spot inspection for illegal immigrants in Wanhua tea parlor in 2019. (Taipei City Police Department photo)
foto : Taiwannews

Walikota Taipei, Ko Wen-je pada tanggal 14 Mei 2021 menekankan bahwa ia telah mengeluarkan “perintah amnesti” bagi pekerja migran asing yang tidak berdokumen yang ingin menerima perawatan atau menjalani tes virus corona.

Walikota Taipei berjanji bahwa orang-orang tersebut tidak akan dideportasi untuk mencari pengobatan atau tes COVID-19.

Dilansir dari media Taiwannews pagi ini, pihak berwenang Taiwan dilaporkan telah berhasil menghubungi sebanyak 27 orang TKW asing yang hilang melalui telepon dan telah meminta mereka untuk menjalani skrining virus COVID-19 secepat mungkin.

Sumber : CTITV NEWS, Liberty Times

Loading

You cannot copy content of this page