Stres Pandemi COVID-19 dan Gaji yang Rendah, Ratusan Perawat di Taiwan Tinggalkan Pekerjaannya!

Di tengah pandemi COVID-19 yang masih belum terkendali, Taiwan juga dihadapkan dengan masalah pelik eksodus sejumlah perawat karena tekanan yang meningkat dari peningkatan kasus COVID-19 di negeri Formosa dan gaji tenaga medis yang stagnan selama empat tahun terakhir.

Kelelahan, diskriminasi, perlakuan tidak adil, dan kekerasan telah menyebabkan penurunan jumlah perawat di  Taiwan, saat otoritas negeri Formosa bergulat dengan wabah virus corona.

Sebanyak 795 perawat dikabarkan meninggalkan pekerjaan mereka antara bulan Februari dan Mei tahun ini, menurut laporan UDNNews mengutip Persatuan Industri Perawatan dan Medis Taiwan (TNMIU).

Perawat veteran yang menjadi legislator, Tsai Pi-ru menyesali kesulitan yang dihadapi perawat dan tenaga medis di negeri Formosa.

Hal ini diungkapkan Tsai dalam sebuah postingan Facebook pada hari Senin (7/6/2021). Seorang perawat yang berjuang di garis depan pertempuran COVID-19 mengatakan ibu mertuanya telah mengancam akan melarangnya kembali ke rumah, tulis Tsai.

Ia menambahkan bahwa meningkatnya ketidakpuasan tentang pembatasan pandemi COVID-19 dan peningkatan kasus infeksi lokal wabah corona membebani pekerja medis baik mental dan fisik, ungkap Tsai.

Selain stres akibat pandemi, stagnasi upah adalah alasan lain yang membuat perawat memilih untuk mengundurkan diri.
Dari survei 104 Job Bank menunjukkan bahwa upah bulanan rata-rata untuk perawat di Taiwan berkisar sekitar NT$ 40.000 selama empat tahun, dengan hanya kenaikan gaji 5,3 persen dalam lima tahun terakhir, berdasarkan data dari 24.000 resume perawat.

Tsai telah menyerukan lebih banyak yang harus dilakukan untuk membantu meringankan beban pekerja medis yang berada di garis depan perlawanan wabah corona di Taiwan.

Adapun tindakan yang harus diambil adalah untuk mengoordinasikan sumber daya dengan lebih baik untuk merawat pasien yang sakit parah, memberikan subsidi COVID-19 pada waktu yang tepat dan menyediakan pertanggungan asuransi terkait COVID-19, menurut Tsai.

Sumber : 三立iNEWS, UDNNews

Loading

You cannot copy content of this page