CECC: Semua Individu yang Tiba di Taiwan Dilarang Menjalani Karantina Rumahan

Bagi individu yang tiba di Taiwan mulai hari Minggu (27/6/2021) tidak akan lagi memiliki pilihan untuk melakukan karantina wajib COVID-19 di rumah mereka sendiri. Namun sebaliknya mereka harus tinggal di hotel karantina atau pusat karantina yang ditunjuk oleh pemerintah.

Kebijakan karantina rumah telah ditangguhkan mulai Minggu karena risiko yang lebih besar dari varian Delta yang sangat menular dari virus COVID-19 ke masyarakat, kata Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan.

Kebijakan itu ditetapkan oleh CECC Taiwan pasca Taiwan melaporkan enam kasus varian Delta corona di Kabupaten Pingtung, wilayah Taiwan bagian selatan.

Langkah itu berarti bahwa Pusat Komando Epidemi Sentral Taiwan pada dasarnya memberlakukan protokol kesehatan yang ketat pada kedatangan dari semua negara terutama dari negara-negara berisiko tinggi dimana varian Delta COVID-19 telah dikonfirmasi meningkat dengan cepat.

Sebelumnya pada hari Jumat (25/6/2021), dilaporkan bahwa orang-orang yang telah atau transit melalui Brasil, India, Inggris, Peru, Israel, Indonesia, dan Bangladesh dalam 14 hari sebelum tiba di Taiwan akan dikenakan protokol karantina yang lebih ketat.

Mereka harus mendapatkan dua tes PCR untuk COVID-19 – pada awal dan akhir karantina 14 hari mereka – dan tinggal di pusat karantina yang ditunjuk pemerintah, tetapi tes PCR dan akomodasi mereka akan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah atau gratis.

Kedatangan dari luar tujuh negara berisiko tinggi COVID-19 di bawah aturan CECC Taiwan saat ini akan diminta untuk tinggal di hotel karantina atau fasilitas karantina pemerintah dengan biaya sendiri selama 14 hari, dan juga diwajibkan menjalani tes PCR, kata CECC Taiwan dalam konferensi pers.

Tes PCR untuk mereka akan gratis, tetapi Menteri Kesehatan sekaligus ketua CECC Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan biaya untuk pusat karantina pemerintah akan menjadi NT$ 2.000 per malam per orang.

Meskipun anak-anak berusia 12 tahun ke bawah dapat tinggal bersama ayah atau ibu mereka dalam satu kamar tanpa biaya tambahan.

Ketika ditanya mengapa penumpang dari negara berisiko tinggi dapat menikmati akomodasi gratis, tetapi mereka yang berasal dari negara berisiko rendah harus membayar akomodasi mereka, Chen hanya mengatakan bahwa wajib bagi orang yang datang dari negara berisiko tinggi untuk tinggal di fasilitas yang disediakan pemerintah.

Oleh karena itu mereka tidak perlu membayar, sementara pendatang dari daerah lain memiliki pilihan untuk menginap di hotel karantina, yang menawarkan banyak pilihan.

Dengan biaya NT$ 2.000 per malam, sebuah keluarga beranggotakan tiga orang dengan anak berusia di atas 12 tahun harus membayar NT$ 84.000 untuk menjalani masa karantina COVID-19 di fasilitas karantina yang ditunjuk pemerintah.

Mengutip keterangan agen perjalanan, media lokal, termasuk United Daily News dan Liberty Times, melaporkan bahwa beberapa pelancong yang ingin kembali ke Taiwan dalam beberapa hari mendatang mencoba untuk mengubah rute penerbangan melalui salah satu dari tujuh negara berisiko tinggi, khususnya Inggris, untuk menghemat uang mereka.

Ketika ditanya tentang tanggapannya selama konferensi pers, Chen mengatakan tidak akan hemat biaya untuk melakukan hal berisiko itu. Chen juga menegaskan bahwa opsi seperti itu benar-benar tidak perlu.

Wisatawan yang ingin menginap di salah satu pusat karantina pemerintah pada saat kedatangan dapat melakukan reservasi online mulai pukul 8 malam mulai hari Sabtu (26/6/2021), kata Chen.

Saat ini ada 49 pusat karantina pemerintah yang tersebar di wilayah Taiwan bagian utara, tengah dan selatan.

Setiap kamar akan dilengkapi dengan akses internet, televisi dan fasilitas lainnya, termasuk tiga kali makan per hari per orang, kata CECC Taiwan.

Reservasi online dapat dilakukan melalui portal Sistem Karantina untuk Ketibaan khusus Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, sebuah situs web bilingual yang tersedia dalam layanan bahasa Mandarin dan Inggris.

Menurut CECC Taiwan, layanan tersebut juga tersedia dalam bahasa Vietnam, Thailand dan Indonesia yang dapat memudahkan informasi yang tersedia bagi pekerja migran.

Otoritas Taiwan menutup perbatasannya untuk semua kedatangan, kecuali warga negara dan penduduk resmi, pada tanggal 19 Mei 2021 lalu. Larangan masuk akan tetap berlaku setidaknya selama Taiwan berada di bawah peringatan epidemi level 3 COVID-19 yang diperkenalkan pada hari yang sama.

Protokol telah diperketat diterapkan lebih lanjut karena kekhawatiran atas penyebaran varian Delta corona, yang telah diperingatkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemungkinan akan menjadi jenis COVID-19 yang dominan di dunia karena peningkatan penularannya yang cukup signifikan.

Sumber : CNEWS匯流新聞網, United Daily News, Liberty Times

Loading

You cannot copy content of this page