Diduga Masuk Secara Ilegal ke Malaysia, 16 WNI Diamankan Otoritas Tawau

Aparat Malaysia dilaporkan menangkap sebanyak 16 warga negara Indonesia (WNI) yang masuk secara illegal ke Tawau, Sabah, pada Rabu (3/11/2021) malam.

Liaison Officer (LO) Polri di Tawau AKBP Agus Siswanto mengungkapkan, para WNI tersebut diduga tergiur iming-iming gaji besar di perkebunan kelapa sawit, sehingga nekat masuk Malaysia secara ilegal.

240 PATI Indonesia diusir keluar - ismaweb
foto : ismaweb

“Biasanya mereka nekat masuk yang utama ingin bekerja di ladang sawit karena ajakan dari saudara mereka yang sudah bekerja lebih dulu,” ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/11/2021).

Para WNI ini ditangkap ketika baru saja sampai di Tawau menggunakan speed boat yang diduga mengangkut mereka dari Pulau Nunukan, Kalimantan Utara.

Penangkapan para WNI berawal dari laporan warga setempat kepada petugas Operasi Benteng Cegah Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI).

Ilustrasi : Para TKI deportan yang ditempatkan di Rusunawa Nunukan Kaltara sebagai lokasi karantina sementara sebelum dipulangkan ke kampung halaman
foto : Kompas

“Saat penangkapan, mereka sedang berada di sebuah rumah yang ada perumahan Taman Amber Park Nomor 180, Jalan Kuhara 91000, Tawau. Mereka ditampung disitu,” jelasnya.

Aparat Malaysia dari pasukan Kawasan Keselamatan Khas Pantai Timur Sabah (ESSCOM) kemudian mendatangi rumah tersebut, dan mendapati 16 WNI terdiri dari 11 laki-laki, tiga perempuan, dan dua anak.

Petugas memastikan semua WNI tersebut tidak memiliki dokumen keimigrasian.

“Setelah di lakukan pemeriksaan, mereka langsung dibawa ke pusat Karantina Covid-19 di Balungan, Tawau, untuk karantina,” imbuhnya.

1,044 warga Indonesia dihantar pulang | Wilayahku
foto : wilayahku

Agus menegaskan, LO Polri di Tawau memastikan untuk mendampingi para WNI tersebut. Dia juga sudah berkomunikasi intens dengan sejumlah pemangku kebijakan di Tawau.

Hasilnya, 16 WNI tersebut dijadwalkan untuk deportasi setelah menjalani karantina.

“Sosialisasi sudah sering kali kita lakukan di Ladang Sawit maupun di Kampung Nelayan. Kendalanya mereka tetap nekat meskipun sudah kita imbau sering kali,” kata Agus.

Sumber : Kompas

Loading

You cannot copy content of this page