COVID-19 Melonjak, CECC Pertimbangkan Isolasi Rumahan bagi Individu Positif dengan Gejala Ringan

Perdana Menteri (PM) Taiwan, Su Tseng-chang dalam rapat Kabinet Legislatif Yuan pada hari Rabu (6/4/2022) menyampaikan, gelombang penularan yang terjadi kali ini sebagian besar didominasi oleh mereka yang bergejala ringan atau bahkan tidak bergejala.

Walau demikian, jumlah warga yang diminta untuk menjalankan prosedur isolasi juga memperlihatkan peningkatan.

PM Taiwan meminta kepada Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan untuk melakukan persiapan yang diperlukan dan terus meningkatkan angka vaksinasi dosis ketiga bagi populasi di Taiwan.

Dalam rapat tersebut, CECC Taiwan mengatakan bahwa pihaknya akan menyesuaikan standar penetapan untuk menjalankan prosedur isolasi rumahan serta memaksimalkan sumber daya di stasiun karantina terpusat dan hotel pencegahan epidemi COVID-19.

CECC Taiwan menyampaikan, jumlah kasus positif COVID-19 meningkat drastis semenjak pekan lalu, baik untuk kategori penularan lokal maupun penularan asing.

Selain meningkatkan pengawasan di pintu perbatasan, CECC Taiwan akan terus memantau perkembangan situasi penularan COVID-19, terutama setelah masa liburan Festival Sapu Makam berakhir.

CECC menambahkan, 99% dari warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 kali ini memiliki gejala ringan atau bahkan tidak bergejala/asimptomatik.

CECC Taiwan kini telah mengklasifikasi individu yang terpapar corona yang memiliki gejala ringan dan berat.

Bagi individu yang bergejala parah atau lanjut usia, akan diizinkan untuk memperoleh perawatan di rumah sakit.

Sedangkan bagi mereka yang bergejala ringan, akan menjalani proses perawatan di stasiun karantina terpusat dan hotel pencegahan epidemi yang telah ditingkatkan pelayanannya.

Hal ini diterapkan guna menjaga kapasitas medis perawatan di dalam negeri agar tidak melampaui kapasitas yang tersedia.

CECC melaporkan, cakupan vaksinasi untuk dosis pertama di Taiwan saat ini berada di angka 83,49%, sedangkan untuk dosis kedua telah mencapai 78,47%.

Jika meninjau standar kualifikasi penyuntikan dosis tambahan atau vaksin booster, maka cakupan vaksinasi dosis ketiga di Taiwan saat ini berada di angka 75%.

Tingkat vaksinasi ini dapat terbilang cukup tinggi, tentunya CECC Taiwan akan terus meningkatkan cakupan vaksinasi yang ada untuk memberikan perlindungan yang maksimal bagi warga masyarakat Taiwan dari paparan wabah corona.

Selain kapasitas medis perawatan yang memadai, saat ini perbekalan fasilitas kesehatan dan obat-obatan di Taiwan juga mencukupi.

Untuk berjaga-jaga agar jumlah warga dengan gejala ringan yang terus membludak, maka CECC Taiwan juga akan merumuskan standar untuk menjalani isolasi rumahan.

Dengan demikian, pemanfaatan stasiun karantina terpusat atau hotel pencegahan epidemi dapat diterapkan secara maksimal.

Perdana Menteri Taiwan menyampaikan, atas pertimbangan ekonomi, maka Taiwan akan mengadopsi mekanisme pencegahan epidemi yang stabil dan terbuka.

Pada saat yang sama, berbagai peraturan epidemi tengah disesuaikan secara bertahap, dengan tetap mempertimbangkan jumlah kapasitas medis yang tersedia.

Sehingga bagi individu yang benar-benar membutuhkan perawatan medis dapat dialokasikan ke sumber daya semestinya.

PM Taiwan menambahkan, meski gelombang penularan wabah corona kali ini mayoritas didominasi oleh individu yang bergejala ringan atau bahkan tidak bergejala, tetapi jumlah kasus positif dan warga yang harus diisolasi meningkat secara signifikan.

Beliau meminta kepada CECC Taiwan untuk merencanakan persiapan yang relevan, serta memaksimalkan pemanfaatan teknologi modern guna memberikan konsultasi medis bagi individu yang nantinya akan diminta untuk melakukan isolasi rumahan.

PM Taiwan melanjutkan vaksinasi saat ini masih menjadi metode pertahanan penting, CECC Taiwan sudah seharusnya memberikan kemudahan bagi warga untuk menerima suntikan vaksin COVID-19. Dengan demikian, cakupan vaksinasi dosis ketiga akan meningkat.

Ketika ditanya tentang seruan Walikota New Taipei Hou Yu-ih, yang kotanya telah menjadi hotspot selama wabah corona baru-baru ini, untuk mulai mengizinkan pasien COVID-19 dengan gejala ringan dikarantina di rumah, Chen membenarkan bahwa perencanaan sudah berlangsung.

“CECC Taiwan saat ini sedang menyusun pedoman tentang topik tersebut,” kata Chen, sembari menambahkan bahwa beberapa “kriteria utama” perlu diselesaikan sebelum kebijakan semacam itu dapat diterapkan.

“Pertama, kita harus memutuskan dalam kondisi apa seseorang memenuhi syarat dikategorikan memiliki ‘gejala ringan’ terpapar COVID-19,” kata Chen.

Pertanyaan lain adalah apa yang harus dilakukan dengan orang yang tinggal bersama — apakah itu satu orang 1 kamar atau satu orang dalam satu rumah tangga, katanya.

Apalagi, jika orang dengan gejala ringan dikarantina di rumah, “bagaimana kami bisa memberikan layanan kesehatan jarak jauh kepada mereka dalam skala yang sangat besar,” tambahnya.

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, Chen Shih-chung yang juga menjadi ketua CECC Taiwan hingga saat ini belum memberikan perincian lebih lanjut tentang pelonggaran aturan karantina.

Meski demikian pada hari Selasa (5/4/2022) ia mengatakan bahwa kebijakan semacam itu dapat diterapkan jika jumlah kasus domestik harian melebihi 1.500 kasus.

Saat ini, lebih dari sepertiga dari 3.881 tempat tidur di bangsal isolasi rumah sakit COVID-19 di seluruh negeri sedang digunakan, dan 54,9 % dari 6.372 tempat tidur di pusat karantina yang dikelola pemerintah pusat terisi oleh pasien COVID-19, kata Chen.

CECC berencana untuk menghentikan penggunaan pusat karantina pemerintah untuk pasien non-COVID-19 (seperti riwayat kontak dari kasus yang dikonfirmasi), dengan tujuan meningkatkan tingkat kekosongan fasilitas medis hingga sekitar 90 persen, sebagai persiapan untuk mengantisipasi kenaikan kasus corona, ungkap Chen.

Sumber : CTITV NEWS, Infotimes

Loading

You cannot copy content of this page