Sindikat Penipu Incar WNI di Luar Negeri, Waspadai Modusnya!

Pernahkah anda mendapat tawaran untuk datang ke Australia untuk bekerja di bidang pertanian di saat pandemi COVID-19? Namun untuk mengurus hal tersebut anda diminta bayaran sampai Rp 80 juta?

Inilah adalah salah satu bentuk penipuan yang semakin marak ditawarkan di Indonesia belakangan ini.

https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/09/01/5f4e102747ba3-kenali-bentuk-penipuan-yang-mencari-sasaran-warga-indonesia-terkait-australia_375_211.jpg
foto : ABCNews

Komunitas Indonesia di Australia pun rentan dengan sejumlah bentuk penipuan atau tidak puas dalam sejumlah transaksi online, seperti misalnya penjualan makanan.

Seperti kejadian yang juga menuduh seorang perempuan asal Indonesia yang tinggal di New South Wales telah melakukan penipuan.

Berikut rangkuman yang dilakukan ABC Indonesia mengenai beberapa jenis penipuan yang terjadi dengan lokasi baik di Indonesia maupun di Australia dengan korbannya adalah warga asal Indonesia.

Tawaran pekerjaan menggunakan visa training dan sponsor

“Saya mendapat tawaran untuk bekerja di Australia dengan tempat bekerja akan menawarkan visa training.”

Demikian salah satu unggahan yang muncul di media sosial yang dilihat ABC Indonesia dan banyak beredar belakangan.

Atau “ada yang menawarkan visa student dan kalau bawa pasangan, pasangannya bisa dapat visa dependent. Prosesnya ke Australia pake visa turis dan baru kemudian mengajukan visa student. Biayanya sekitar Rp 40-45 juta.”

KBRI Canberra Bantu Repatriasi Mandiri 358 WNI dari Australia - Kabar24  Bisnis.com
foto : bisnis

Dalam aturan di Australia mereka yang menggunakan visa turis dilarang untuk bekerja dan kalau ditemukan melakukan pelanggaran, mereka bisa ditahan dan dipulangkan.

Seorang agen pendidikan di Sydney, Rudy H mengatakan menerima laporan dari beberapa warga Indonesia di Australia yang mengalami kesulitan karena menggunakan visa turis untuk bekerja.

“Beberapa yang kontak dengan saya mengatakan mereka mendapat visa turis sebelum COVID terjadi. Setelah tiba ke sini menuju ke daerah pertanian untuk bekerja,” katanya.

“Gaji mereka tidak dibayar dan sekarang mereka dalam posisi ingin pulang, tetapi tidak bisa melintas perbatasan negara bagian yang memang ditutup, karena mereka takut akan ditangkap dan kena denda akibat kerja ilegal,” katanya lagi.

Menurut Rudy bagi mereka yang ingin ke Australia, cara yang paling memungkinkan adalah memiliki visa pelajar yang memberi hak untuk bekerja selama menjadi mahasiswa.

Didi Setyawan, pengelola salah satu akun komunitas warga Indonesia di Australia bernama “The Rock” dan “The Rock Indonesia”, mengatakan sebaiknya tawaran untuk datang ke Australia diabaikan karena saat ini Australia sedang menutup perbatasan.

“Sekarang ini belum bisa masuk ke Australia. Kalau ada yang menawarkan visa training untuk bekerja sebagai pemetik buah pasti itu melanggar aturan,” kata Didi kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

“Jadi sebaiknya hindari agen-agen semacam ini.”

Rudy juga menyuarakan hal yang sama. “Sebaiknya cek dulu status visa saat akan berangkat ke Australia.” katanya.

“Banyak di Indonesia saat ini menawarkan janji akan dipekerjakan di Australia dengan visa sponsor.”

“Sebaiknya dicari tahu dulu perusahaan apa yang memberikan sponsor dan apakah memang ada sponsor visanya,” ujarnya menegaskan jika memberikan visa sponsor bukanlah hal yang mudah dilakukan sebuah perusahaan.

Hydro Tasmania s wind farm at Cape Portland will generate the equivalent of 5 pc of the state s energy demand.
foto : ABCNews

Berkenaan dengan pengurusan visa student dengan biaya tertentu, Didi juga mengingatkan untuk berhati-hati.

“Sebenarnya bukan masalah berapa banyak uangnya, tetapi harus minta penjelasan perincian dari uang tersebut untuk apa,” kata Didi.

“Misalkan uang visa, uang asuransi, uang sekolah. Jadi pihak agen punya kewajiban untuk memberikan rinciannya.”katanya.

Sumber : ABC Indonesia, Viva co id

Loading

You cannot copy content of this page