Ratusan TKI Antusias Padati Kota Taipei, Rayakan Hari Batik Nasional

Ratusan pekerja migran asal Indonesia dikabarkan berkumpul di pusat kota Taipei pada hari Minggu (04/10/2020) untuk merayakan hari budaya Indonesia untuk menghormati teknik tradisional pewarnaan tahan lilin yang diterapkan pada seluruh kain, yang dikenal sebagai batik.

Festival Batik dan Lurik 2020 yang diselenggarakan oleh Indonesia Diaspora Network (IDN) di Taiwan, Cultural Taiwan Foundation, dan National Taiwan Museum, digelar di Taman Namen museum, yang dihadiri sekitar 300 orang yang berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan budaya Indonesia yang cukup menarik.

A dancer performing the Topeng traditional dance at the 2020 Batik and Lurik Festival in Taipei. CNA photo Oct. 4, 2020
foto : CNANews

Pekerja migran Indonesia, pelajar dan imigran, warga Taiwan dan pejabat dari kantor perwakilan Asia Tenggara hadir dalam acara tersebut. Para pengunjung tampak kagum dengan pajangan batik dan lurik yang diwarnai dengan indah, kain bergaris ikonik tradisional yang dikenakan untuk berbagai upacara adat Jawa.

Peserta bahkan bisa membatik sendiri di sebuah stand yang disediakan oleh panitia. Selain itu festival ini juga menampilkan pertunjukan tarian tradisional, seperti Topeng dan Sekar Pudyastuti.

Dancers performing the Sekar Pudyastuti traditional dance. CNA photo Oct. 4, 2020
foto : CNANews

Salah satu penarinya, Anastasia Melati dari Yogyakarta, Indonesia, mengatakan Sekar Pudyastuti yang dibawakannya merupakan tarian istana yang biasa dilakukan untuk menyambut tamu.

Festival ini juga menampilkan peragaan busana dengan sekitar 30 anggota komunitas pekerja Indonesia di Taiwan yang mengenakan pakaian tradisional.

Adalah Putri Catur Suryani, pengasuh migran asal Indonesia yang bekerja di kota New Taipei yang juga turut ambil bagian dalam ajang peragaan busana dengan balutan atasan tradisional Sunda dari Jawa Barat dan rok panjang dari Bali.

Ia juga mengenakan penutup kepala dari budaya Sunda yang biasa dikenakan para ratu, kata Putri melalui seorang penerjemah Taiwan.

Direktur Eksekutif IDN di Taiwan Hanas Soebakti mengatakan kepada CNANews bahwa acara tersebut diadakan untuk merayakan Hari Batik Nasional, sebuah perayaan yang diperingati setiap tahun pada tanggal 2 Oktober untuk menandai peringatan ketika UNESCO memasukkan budaya batik ke dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya pada tahun 2009 lalu.

“Ini bukan hanya tentang karya seni, karena batik memungkinkan kita untuk berdialog dengan negara lain. Batik adalah identitas kita,” kata Direktur Eksekutif IDN yang berusia 27 tahun yang juga merupakan salah seorang mahasiswa PHD ilmu komputer di National Central University, Zhongli, kota Taoyuan.

Hari Batik adalah perayaan penting di Indonesia karena semua kementerian pemerintah merayakannya, kata Fajar Nuradi, direktur Departemen Perlindungan Warga dan Sosial Budaya Indonesia di Kantor Perdagangan dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei.

“Keunikan batik bukan hanya sejarah, tapi juga sangat spiritual,” kata Fajar. “Orang Indonesia sangat bangga memakainya hampir setiap hari.”

Festival-goers making their own batik. CNA photo Oct. 4, 2020
foto : CNANews

Wakil Menteri Kebudayaan Taiwan, Hsiao Tsung-huang yang juga menjabat sebagai ketua Yayasan Budaya Taiwan, mengatakan Festival Batik dan Lurik 2020 penting karena memungkinkan masyarakat Taiwan untuk lebih memahami budaya Indonesia.

“Untuk saling memahami budaya satu sama lain berarti menjembatani kesenjangan antara orang-orang,” kata Hsiao.

Ini adalah keempat kalinya Hari Batik Nasional dirayakan di Taman Namen Museum Nasional Taiwan, kata Hanas.

Taiwan memiliki komunitas Indonesia yang besar, termasuk lebih dari 267.000 orang pekerja migran Indonesia, menurut data statistik Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan pada akhir Agustus 2020.

Sumber : CNANews, Focus Taiwan

Loading

You cannot copy content of this page