Renungan: Jangan Berlebih-Lebihan di Dunia

Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berlebih-lebihan atau melampaui batas (ghuluw) dalam setiap tindakannya.

Berlebih-lebihan merupakan sikap tercela karena tidak akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya, juga buruk di mata orang lain.

foto : vlogger

Allah melarang orang berlebih-lebihan, baik dalam hal ibadah maupun dalam aktivitas kehidupan sehari-hari misalnya makan dan minum.

Apapun yang berlebihan umumnya tidak mendatangkan hal positif, malah bisa merugikan. Pendeknya, larangan berlebihan ini tidak hanya dalam konteks duniawi, tetapi juga akhirat.

“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” (QS Al-Maidah:77).

Peringatan lain tertuang dalam Surat Al-Araf ayat 31, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Dalam tausiahnya Ustaz Aam akan mengajak jamaah untuk mendalami pentingnya melaksanakan ibadah dengan tepat atau berimbang.

Jangan sampai seluruh hidup hanya untuk beribadah kepada Allah, tetapi tanggung jawab sebagai manusia dan keluarga tak disentuh sama sekali.

Padahal dalam kehidupan antarmanusia itu juga mengandung nilai ibadah. Sementara KH Cholil mengingatkan agar umat hati-hati dengan tabaruj.

Syeikh Fikri akan mengajak jamaah mengetahui kisah Ghuluw di Zaman Rasulullah. Adapun Habib Nabiel mengulas komprehensif tentang rahasia di balik larangan bersikap berlebih-lebihan.

Rasulullah SAW mengajarkan hidup untuk tak berlebihan. Hidup seimbang adalah sebuah fitrah. Berlebihan dalam hal apapun jelas tidaklah baik.

Apalagi dalam beribadah dan beragama. Jangan sampai semangat berlebihan dalam beragama mendorong seseorang jatuh dalam perbuatan para ahli kitab.

Allah SWT berfirman, “Katakanlah, ‘Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus’.” (QS al-Maidah [5]: 77)

Menjadi golongan yang seimbang dalam mengerjakan agama -dengan ilmu tentu saja- jauh lebih menenteramkan jiwa.

Kita akan menjadi manusia yang terus bertumbuh karena semangat tak datang sekaligus lantas menghilang. Semangat mengikuti ritme jiwa yang kadang naik dan kadang turun.

Semangat yang berlebihan juga akan menjadikan standar kita dalam beragama menjadi kacau. Kita akhirnya melihat sekitar dengan pandangan sinis.

Orang-orang dinilai tak mengamalkan ajaran agama dengan benar. Bibit-bibit konflik sosial pun bisa muncul dari sikap ini. Para ulama menyebutnya ghuluw.

Kita dilarang keras bersikap berlebihan utamanya dalam beragama. Berlebihan dalam perkara dunia bisa jadi efeknya akan langsung terasa.

11 Cara Mengatasi Kecemasan dalam Hidup Halaman all - Kompas.com
foto : kompas

Begitu juga berlebihan dalam beragama. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS al-Maidah [5]: 87)

Semoga kita dijauhkan dari sikap berlebihan dalam beragama. Ghirah dalam menyambut seruan Allah SWT dan Rasul-Nya bukan berarti menjatuhkan kita pada sikap ghuluw. Kuncinya adalah ilmu dan benar dalam beragama. Wallahua’lam.

Sumber : Lentera Islam

Loading

You cannot copy content of this page