BP2MI Melepas Keberangkatan 116 Pekerja Migran Indonesia ke Jepang

Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) resmi memberangkatkan 116 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jepang.

Pelepasan dilakukan oleh Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Gedung Graha Insan Cita, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (15/12/2020).

foto : beritasatu

Para PMI ini nantinya akan ditempatkan di rumah sakit dan panti lansia sebagai perawat dan care worker. Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, totalnya terdapat 305 orang yang diberangkatkan ke Jepang. Sebelumnya telah lebih dulu berangkat 189 orang.

Diungkapkan Benny, pemberangkatan dan penempatan ini merupakan program goverment to goverment atau G to G antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Ini juga merupakan bukti bahwa negara benar-benar hadir untuk para pahlawan devisa ini.

Sebelum berangkat ke Jepang, para PMI telah mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh BP2MI. Hal ini bertujuan agar para PMI memiliki kemampuan dan daya saing. Para PMI akan menjalani kontrak pekerjaan selama empat tahun di Jepang.

foto : economiczone

“Sebagai Kepala BP2MI, sudah merupakan kewajiban bagi saya untuk melindungi para PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki sesuai dengan pesan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kepada saya di istana negara. Oleh karena itu saya akan pegang teguh dan laksanakan amanat beliau. Perlindungan PMI meliputi aspek ekonomi, sosial, hukum akan kami berikan,” ujar Benny.

Para PMI yang diberangkatkan ini juga sudah melalui test Swab PCR lebih dulu sebelum bertolak ke Jepang. Nantinya di Jepang pun mereka akan kembali menjalani test Swab PCR yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang.

Pengiriman PMI pada tahun ini jumlahnya tak sebesar pada tahun-tahun sebelumnya dikarenakan pandemi Covid-19. Pada tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai 270.000 orang per tahun. Pada tahun ini hanya 305 orang.

Dipaparkan Benny, permintaan PMI ke negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan terbilang tinggi. Apalagi para PMI digaji dengan lebih baik di tiga negara tersebut

“Orientasi kita jangan hanya ke Malaysia dan Arab Saudi saja. Disana perlindungan tenaga kerjanya lemah dan gajinya pun tidak sebaik di Jepang, Korea Selatan, Taiwan,” tutur Benny.

Sementara itu, Fitriana Nasution (22 tahun) seorang PMI yang akan berangkat ke Jepang mengaku dirinya bahagia akan ditempatkan bekerja di Jepang. Meski harus meninggalkan keluarganya di Medan, namun, Fitriana telah bertekad untuk membahagiakan keluarganya.

foto : bp2mi

Awalnya Fitriana mendapatkan info perihal lowongan pekerjaan ini dari seniornya di sekolah saat dia masih bersekolah. Kemudian dia pun mencoba dan lolos.

Nantinya, Fitriana akan bekerja sebagai care worker yang merawat lansia. Dia akan tinggal di sebuah asrama.

“Ada rasa sedih karena harus jauh dari keluarga tapi saya merasa aman berangkat karena saya berangkat melalui jalur resmi. Saya bangga bisa bekerja di Jepang,” kata Fitriana.

Sumber : Berita Satu

Loading

You cannot copy content of this page