Kisah WNI yang Baru Kembali dari Taiwan, Dikarantina Sekeluarga di Wisma Atlet

Andi Azhar pulang ke Indonesia dari Taiwan saat pandemi. Dia memutuskan pulang karena satu dan lain hal. Walaupun, untuk bisa sampai kampung halaman, dia mesti rela melalui prosedur ketat hingga dikarantina di Wisma Atlet.

Kisah tersebut diunggah oleh account Twitter @andiazhar_, diceritakan oleh Andi Azhar yang juga dipublikasikan di situs pribadinya andiazhar.com.

135 WNI dari Luar Negeri Dikarantina di Wisma Atlet, 95 Positif - Metro  Tempo.co
foto : Tempo

Sesampainya di Wisma Atlet Pademangan, seluruh penumpang tidak boleh turun sampai diberikan instruksi oleh petugas. Ini untuk menghindari kerumunan dalam pengambilan bagasi maupun proses masuk. Sembari menunggu di dalam bus, ada petugas yang akan memberikan pengarahan tentang aturan main karantina di Wisma Atlet Pademangan.

Sebelum itu, dia diminta menuliskan beberapa informasi di kertas formulir yang tadi dibagikan saat di pesawat. Mereka harus menuliskan beberapa informasi di belakang formulir seperti nama, tempat dan tanggal lahir, nomor paspor, kota tujuan, negara asal, dan nomor kontak yang bisa dihubungi (bisa keluarga / teman) untuk narahubung jika terjadi kejadian darurat. Ketika sudah diizinkan turun, kemudian diminta untuk mencuci tangan dan langsung diarahkan ke ruang tunggu untuk proses selanjutnya.

Di ruang tunggu ini, juga kembali diminta mengisi beberapa formulir lagi untuk mendapatkan kunci kamar. Nantinya akan ada petugas yang akan memberikan instruksi tentang pengisian formulir ini dan menjelaskan fasilitas apa saja yang akan didapat dalam masa karantina ini. Selanjutnya akan diminta mencari dua orang lain untuk jadi teman sekamar selama karantina.

Sebagai informasi, di Wisma Atlet Pademangan ini terdiri dari satu kamar berisi dua orang dan satu kamar lainnya diisi oleh satu orang. Kamarnya cukup nyaman, seperti apartemen.

Luasnya sekitar 47 meter persegi dan ada ruang tamu serta dapurnya. Kamar juga sudah full AC dan ada kamar mandi dalam. Sabun, sampo, sabun cuci hingga handuk juga sudah tersedia.

Pengelola layanan wisma ini adalah anak usaha dari hotel ternama di Indonesia, sehingga layanan kamar di Wisma Atlet ini juga mirip seperti di hotel-hotel bintang 3.

Kembali ke Tanah Air, Biaya Isolasi 3 Kelompok WNI Ini Ditanggung  Pemerintah : Okezone Nasional
foto : okezone

Setelah mengisi formulir tadi, selanjutnya akan diarahkan ke counter check-in Wisma Atlet. Petugas akan meminta tanda tangan persetujuan  tentang layanan Wisma, termasuk di dalamnya ada denda yang harus dibayar jika merusak maupun menghilangkan barang yang ada di dalam kamar Wisma.

Setelah itu, petugas akan memberikan kunci kamar sekliagus meminta paspor untuk ditahan dan akan dikembalikan di hari terakhir karantina berbarengan dengan penyerahan surat klirens untuk melanjutkan perjalanan setelah dinyatakan negatif Covid 19.

Dari counter check-in, selanjutnya akan diarahkan ke counter tes swab/PCR. Di bagian ini petugas akan meminta nama untuk dituliskan di tabung kecil untuk meletakkan batang / stick sampel cairan hidung. Kita akan diminta menunggu giliran hingga nantinya dipanggil untuk di tes swab.

“Kemarin saat tes swab yang pertama, saya merasa kesakitan, bahkan terasa lebih sakit dibanding tes swab yang di Taiwan. Bagi anak-anak atau bayi, juga akan dilakukan tes swab ini namun melalui mulut,” kata Andi.

Selesai dari tes swab ini, selanjutnya akan diarahkan menuju kamar masing-masing. Di tower 9, liftnya ada 4, namun yang satu sudah lama tidak berfungsi. Di lift ini harus menunggu agak lama karena kapasitasnya yang tidak bisa diisi penuh mengingat kondisi pandemi saat ini sekaligus adanya barang-barang bawaan masing-masing. 

Dia bercerita, selama masa karantina, para penghuni akan mendapatkan nasi kotak sebanyak 3 kali dalam sehari ditambah air mineral dan pisang. Untuk pisang dan air mineral, boleh mengambil lebih dari satu. Makanan akan tersedia jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam 7 malam.

“Biasanya tepat waktu, namun beberapa kali juga terlambat hingga satu jam lamanya. Nasi kotak ini tersedia di depan lift lantai masing-masing yang akan dijaga oleh tentara. Bagi yang ingin minum kopi, minum teh, atau mencari makanan lainnya seperti bakso maupun soto, bisa pergi ke kantin yang terdapat di lantai 1,” kisah dia.

Jika hasil tes swab pertama ketika baru tiba di Wisma itu negatif, maka tidak akan ada panggilan untuk bersiap dievakuasi. Namun bagi yang hasil swabnya positif, maka akan ada petugas khusus berpakaian hazmat yang akan mendatangi dan memberikan instruksi untuk proses evakuasi. 

Tes swab yang kedua dilaksanakan di hari keempat sejak kedatangan. Biasanya dilaksanakan pagi hari. Sebelum di swab, para penghuni akan diminta mengisi eHAC lagi untuk perjalanan domestik. Petugas swab akan meminta untuk menunjukkan QR Code dari eHAC sebelum dilakukan swab yang kedua.

“Kami kemarin didatangi oleh petugas saat subuh dan di tes swab yang kedua di kamar. Pun begitu juga dengan kedua putri kembar kami. Mereka yang masih tertidur kami bawa ke ruang tamu untuk di swab melalui mulut. Hasil tes ini akan diberikan malam harinya dengan sebuah surat kliren dan rekomendasi untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya,” kata dia.

https: img.okezone.com content 2021 03 07 337 2373859 kisah-wni-sekeluarga-karantina-di-wisma-atlet-usai-mendarat-dari-taiwan-0bzqFfnCQp.jpg
foto : Antara

Jika sudah mendapatkan surat kliren ini, maka akan diwajibkan check out dari wisma. “Kami sendiri diberikan keringanan untuk bisa tetap tinggal di wisma sampai pukul 6 pagi karena ada dua bayi dan penerbangan kami selanjutnya baru siangnya,” beber dia.

Bagi yang memilih karantina di Wisma Atlet Pademangan, jangan heran dengan seringnya pengumuman untuk meminta semua penghuni wisma masuk ke kamar masing-masing karena ada proses evakuasi pasien positif Covid 19.

Sehari, kata dia, bisa tiga hingga lima kasus. Bahkan pengumuman bahwa makanan telah siap juga akan disampaikan melalui pengeras suara yang ada di tiap lantai. Sehingga dalam sehari akan sering mendengarkan banyak informasi melalui pengeras suara.

Sumber : Okezone

Loading

You cannot copy content of this page