Pasca Kematian Model Taiwan, Dokter Minta Warga Waspada Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Jantung

Di tengah merebaknya kabar duka mengenai kematian mendadak seorang model muda akibat penyakit jantung saat sedang berolahraga pada Senin (15/3/2021), seorang ahli paru Taiwan menegaskan bahwa olahraga di luar ruangan di tengah kondisi polusi udara yang cukup tinggi sangat berbahaya bagi sistem kardiovaskular.

Saat bekerja hingga larut pada Senin malam, model berusia 23 tahun bernama lengkap Oren Chang mulai merasakan nyeri dada dan tiba-tiba pingsan. Paramedis bergegas ke tempat kejadian, tetapi ketika dia ditempatkan di ambulans, dia sudah kehilangan semua tanda vital.

Dokter tidak dapat menyadarkannya dan dia dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit. Berdasarkan penyelidikan awal, dia diyakini meninggal karena penyumbatan pembuluh darah akibat diseksi aorta.

Menurut Jaringan Pemantauan Kualitas Udara dari Administrasi Perlindungan Lingkungan (EPA) Taiwan, pada pukul 10 pagi pada hari Senin (15/3), tujuh stasiun di wilayah Taiwan bagian selatan telah mengeluarkan peringatan merah untuk udara tidak sehat untuk semua kelompok usia.

Selain itu, 27 stasiun di wilayah Taiwan bagian barat telah mengeluarkan peringatan di zona oranye, menandakan udara tidak sehat bagi kelompok sensitif, seperti ibu hamil, anak-anak, lansia dan warga yang mengidap penyakit kronis.

Dalam beberapa hari terakhir, kualitas udara di Taiwan sangat buruk, dan Su I-feng, seorang ahli paru di Rumah Sakit Yangming menunjukkan dalam sebuah postingannya yang menyatakan bahwa penelitian di Inggris telah menemukan bahwa berjalan perlahan di kawasan yang memiliki tingkat polutan yang tinggi ternyata membawa dampak buruk bagi kondisi jantung dan paru-paru.

Studi ini mengamati subjek yang berusia di atas 60 tahun, termasuk 40 orang sukarelawan yang dinyatakan dalam kondisi sehat, 40 pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik tahap kedua (PPOK), dan 39 pasien dengan penyakit arteri koroner (CAD).

Setiap subjek penelitian berjalan kaki selama dua jam sekitar lima kilometer antara pukul 11.00 pagi dan 1 siang. Adapun lokasi survei dibagi menjadi dua tempat. Yang pertama adalah jalan Oxford yang merupakan area sibuk di London yang memiliki konsentrasi polutan PM2.5 rata-rata 17-18. Selain PM2.5, polutan udara lainnya juga tinggi.

Area uji lainnya adalah taman Hyde yang terkenal di London, yang mencakup area lima hingga enam kali lipat dari taman hutan Da’an di Kota Taipei, wilayah Taiwan bagian utara yang hanya memiliki konsentrasi polutan PM2,5 rata-rata hanya 6-7.

Hasil survei menunjukkan bahwa individu yang mengikuti survei ini menerima beberapa tes fungsi paru dan tes elastisitas arteri antara dua jam pertama dan 26 jam terakhir.

Su mengatakan temuan yang mengejutkan adalah bahwa studi tersebut menemukan fungsi paru-paru dan elastisitas pembuluh darah dari kelompok subjek yang berolahraga di taman Hyde meningkat.

Sedangkan untuk subjek yang berjalan di jalan penuh polusi yakni di jalanan Oxford menunjukkan fungsi paru-paru mereka yang kian memburuk, bahkan elastisitas arteri mereka menjadi lebih keras.

Ia menyarankan bahwa olahraga pada hari-hari dimana kondisi kualitas udara yang kurang baik justru merusak kesehatan fisik seseorang.

Dalam kehidupan normal sehari-hari, rata-rata orang menghirup dan menghembuskan total 5.000-10.000 liter udara per hari. Selama latihan intens seperti maraton, volume ini akan meningkat sebanyak 7 hingga 10 kali lipat, dan sejumlah besar PM2.5 serta zat berbahaya lainnya juga akan ikut terhirup.

Su menyarankan jika seseorang ingin berolah raga saat udara tercemar, penderita penyakit kardiopulmoner kronis hendaknya mencoba melakukan senam di dalam ruangan, seperti dengan senam di gym, berenang, atau pergi ke kawasan pinggiran kota, dimana kondisi udara masih cukup baik dan rendah polusi.

Selain itu ahli paru Taiwan ini juga menekankan pentingnya mengenakan masker N95 yang pas di wajah yang bukan hanya menghindari diri dari paparan wabah corona akan tetapi sekaligus melindungi diri dari polusi yang tinggi.

Sumber : 華視新聞 CTS News, TVBS NEWS, UDNNews, Taiwannews, Yahoo News

Loading

You cannot copy content of this page