Akibat Pandemi COVID-19: Pesanan Barang Online Melonjak, Kurir Pengiriman Kewalahan

Di tengah lonjakan kasus COVID-19, layanan pengiriman Takkyubin (宅急便) begitu kewalahan dengan kuantitas pesanan konsumen yang juga meningkat sehingga untuk sementara waktu menghentikan pengiriman barang ke sebagian besar wilayah bagian utara Taiwan.

Sejak Taiwan mulai mengalami lonjakan kasus lokal virus corona dan memberlakukan peraturan epidemi pada level 3 secara nasional pada tanggal 19 Mei 2021 lalu, hal ini menyebakan para pekerja di Taiwan beralih ke sistem bekerja dari rumah.

Hal ini ternyata telah mengakibatkan ledakan pesanan barang secara online, termasuk barang yang mudah rusak yang harus dijaga pada suhu rendah, yang tentunya berdampak pada sumber daya jasa pengiriman barang di Taiwan.

Pada hari Selasa (1/6/2021), Presiden Transnet Corp (統一速達), operator dari layanan pengiriman populer Jepang Takkyubin, mengumumkan bahwa “untuk memastikan kualitas layanan,” mereka akan menghentikan pengiriman paket suhu rendah di kota Taipei , New Taipei, Taoyuan, dan Kota Hsinchu hingga tanggal 3 Juni 2021.

Pihaknya menambahkan bahwa mereka juga akan berhenti menerima paket suhu rendah dari konsumen umum, termasuk bisnis seperti 7-Eleven dan OK Mart serta stasiun pengumpulan Takkyubin mulai tanggal 1 hingga 14 Juni 2021.

Selain itu, perusahaan menekankan bahwa paket yang dikirim antara tanggal 1 dan 14 Juni 2021 tidak dapat dijamin akan dikirimkan pada hari berikutnya.

Pihaknya juga mendesak pelanggan untuk mempertimbangkan tanggal kedaluwarsa suatu produk sebelum memesan barang tersebut secara online.

Demi pencegahan dan keamanan epidemi, perusahaan akan mempromosikan pengiriman tanpa kontak dan mekanisme penerimaan barang tanpa tanda tangan.

Pengiriman tidak lagi dapat dilakukan di lantai yang ditentukan konsumen, sebaliknya, penerima harus mengambil paket di area pengiriman yang ditentukan pihak perusahaan pengiriman barang.

Perusahaan juga memperingatkan bahwa ada oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab yang mengaku sebagai Takkyubin mencoba menambahkan orang-orang melalui aplikasi LINE dan meminta mereka untuk mengklik tautan dan membuka file sebelum melakukan aksi penipuan.

Pihak Takkyubin memperingatkan konsumen untuk tidak mengklik tautan tersebut dan pesan teksnya tidak memerlukan input informasi apa pun.

Seorang karyawan perusahaan mengunggah foto ke grup Facebook Black Cat Union pada hari Selasa yang menunjukkan segunung paket di sebuah gudang.

Pekerja tersebut mengeluhkan 7.000 karyawan perusahaan yang kelelahan, sudah mencapai titik puncak dan ingin mengajukan cuti tanpa dibayar akibat lonjakan pesanan barang dari konsumen.

Dalam postingan sebelumnya, pekerja lain menyatakan keprihatinannya tentang peningkatan risiko tertular virus corona saat melakukan pengiriman dan kurangnya kebijakan perusahaan tentang masalah tersebut.

Mereka juga menunjukkan bahwa volume barang sangat besar sehingga banyak karyawan harus bekerja sampai jam 9 malam selama beberapa hari berturut-turut.

Sumber : TVBS選新聞, USTV 非凡電視, Apple Daily, Liberty Times

Loading

You cannot copy content of this page