Sejumlah ABK Migran Kembali ke Kaohsiung Usai Melaut, Jalani Pengujian dan Karantina COVID-19

Kelompok pertama nelayan Taiwan yang melaut di perairan lepas dilaporkan kembali ke pelabuhan Kaohsiung, wilayah bagian selatan Taiwan pada hari Selasa (15/6/2021).

Kapal pertama yang mencapai pelabuhan adalah kapal penangkap ikan cumi-cumi “Win Far Yang No.1,” yang berlabuh di Pelabuhan Ikan Qianzhen Kaohsiung sekitar pukul 8 pagi.

Fishermen are greeted by medical workers on arrival in Kaohsiung Tuesday. CNA photo June 15, 2021
foto: CNANews

Sebanyak 52 awak kapal yang terdiri dari 4 warga Taiwan dan 48 pekerja migran asing akan diminta untuk menjalani karantina berdasarkan peraturan pencegahan epidemi yang ditetapkan oleh Badan Perikanan (FA) Taiwan.

Sedangkan sebanyak 5 kapal penangkap ikan lainnya yang juga berlayar di perairan jauh dengan sekitar 250 awak kapal berlabuh di Kaohsiung pada Selasa malam.

Pemerintah kota Kaohsiung telah mengirim pejabat kesehatan dan petugas polisi untuk membantu para kru kapal dalam menjalankan protokol kesehatan secara tepat dan masuk dalam tempat karantina secara tertib.

Berbicara kepada wartawan di pelabuhan, Wakil Walikota Kaohsiung, Charles Lin mengatakan lebih dari 4.000 nelayan perairan jauh akan kembali ke Kaohsiung dalam empat minggu ke depan.

Sebagian besar kapal yang kembali adalah kapal penangkap ikan perairan jauh yang menangkap cumi-cumi dan biasanya kembali ke Taiwan antara bulan Juni dan Agustus tiap tahunnya, menurut Biro Kelautan kota Kaohsiung.

Aturan masuk yang ditetapkan oleh FA Taiwan untuk nelayan perairan jauh mengharuskan anggota awak kapal yang melakukan kontak dengan kapal lain selama perjalanan mereka, termasuk yang sempat berlabuh di pelabuhan asing, mentransfer kargo ke kapal lain atau menjalani perubahan awak atau inspeksi di laut wajib menjalani karantina selama 14 hari setelah kembali ke Taiwan.

Ada dua cara bagi mereka untuk dikarantina. Pertama, seluruh ABK harus berada di kapal selama 14 hari, setelah itu akan menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) untuk COVID-19 sebelum dibebaskan dari karantina, ungkap Lin.

Metode lainnya, yang tidak memerlukan pengujian COVID-19, adalah agar awak kapal tinggal di hotel karantina atau di rumah. Mereka yang dikarantina di hotel berhak menerima subsidi sebesar NT$ 1.500 per hari.

Bagi awak kapal yang tidak melakukan kontak dengan kapal lain selama perjalanan tidak diwajibkan untuk dikarantina. Sebagai gantinya, mereka akan melakukan rapid tes COVID-19 saat berlabuh di Taiwan.

Jika semua hasilnya negatif, mereka akan diminta untuk mengikuti protokol manajemen kesehatan diri selama 14 hari, yang mengharuskan memakai masker setiap saat ketika berada di luar rumah mereka dan memeriksa suhu tubuh mereka dua kali sehari.

Returning fishermen are tested at a temporary site set up at the port. CNA photo June 15, 2021
foto: CNANews

Jika ada ABK yang mendapat hasil positif dari rapid test tersebut maka akan dikarantina selama proses tes PCR. Sedangkan awak kapal lainnya akan diminta untuk tetap berada di kapal untuk sementara waktu.

Jika hasil tes PCR positif, maka ABK yang terinfeksi wabah corona akan dirawat di rumah sakit, sedangkan sisanya harus dikarantina selama 14 hari.

Jika hasil tes PCR mereka negatif, maka seluruh ABK akan diminta untuk mengikuti protokol manajemen kesehatan diri selama 14 hari.

Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network

Loading

You cannot copy content of this page