Dinilai Efektif, Ahli Medis Taiwan Gunakan Terapi mAbs Obati Pasien COVID-19

Seorang ahli medis Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Senin (5/7/2021) mengatakan bahwa tenaga medis di negeri Formosa menggunakan antibodi monoklonal (mAbs) untuk mengobati pasien COVID-19.

Menurut mereka langkah ini adalah cara yang efektif untuk mencegah kondisi pasien yang terjangkit wabah corona memburuk atau menjadi lebih parah, laporan CNANews.

Karena manula dan orang dengan riwayat penyakit kronis sering mengembangkan infeksi COVID-19 yang parah, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan telah bergegas untuk membeli antibodi monoklonal dari luar negeri dengan harapan hal ini dapat mengurangi kematian akibat COVID-19 di Taiwan, ungkap panel penasihat spesialis CECC Taiwan, Chang Shan-chwen dalam konferensi pers pada hari Senin.

Chang mengatakan panel penasehat spesialis telah menargetkan terapi antibodi monoklonal pada pasien di atas 55 tahun dengan kondisi riwayat penyakit kronis bawaan.

Selain itu menurut Chang, langkah ini juga akan diupayakan bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun, wanita hamil, dan siapa pun yang dinilai oleh dokter membutuhkan perawatan intensif usai terpapar wabah corona.

Namun, pengobatan ini hanya bisa dilakukan apabila gejala COVUD-19 timbul dalam jangka waktu tujuh hari dan pasien yang menggunakan terapi ini tidak dapat menggunakan tangki oksigen.

Menurut Chang, langkah pengobatan ini bertujuan untuk memberi pasien obat penangkal sebelum mereka sakit parah.

Dari tanggal 19 Juni 2021, ketika antibodi monoklonal pertama kali didistribusikan ke berbagai rumah sakit, hingga 1 Juli 2021 CECC Taiwan mencatat total 64 pasien telah menerima perawatan tersebut.

Chang menambahkan bahwa pasien-pasien itu sebagian besar terdiri dari orang-orang yang berusia di atas 55 tahun, tiga wanita hamil, dan sejumlah kecil pasien yang menjalani transplantasi organ.

Dari 64, hanya satu yang mengembangkan kondisi COVID-19 parah, meskipun orang tersebut sekarang baik-baik saja dan tidak pernah membutuhkan alat ventilator sebagai alat bantu pernapasan, menurut Chang.

Sumber : 東森新聞 CH51, 中時新聞網, UDNNews

Loading

You cannot copy content of this page