Renungan: Sudah Lelah dengan Pandemi Corona

Sudah 1,5 tahun pandemi kita jalani. Banyak hal yang telah kita lakukan. Berbagai cara kita lakukan untuk lepas dari pandemi ini. Sedikit harapan, saat vaksin Covid-19 mulai didistribusikan awal tahun ini. Sayangnya, kasus Covid-19 kembali meningkat setelah libur panjang lebaran.

Angka positif terus meningkat. Kabar duka hampir setiap hari didengar dan berseliweran di sosial media.

Ilustrasi/copyright shutterstock/Glowonconcept
foto : yahoonews

Jika awal pandemi, kabar tentang rekan yang terpapar Covid-19 bahkan hampir tidak ada. Saat ini, Covid-19 seakan semakin mendekat. Covid-19 tak hanya memapar orang yang abai dengan kesehatan tapi juga yang taat dengan protokol kesehatan.

Pandemi benar-benar menghantam segala lini. Yang sering kita lupa, angka yang tercatat dalam statistik tersebut adalah manusia yang memiliki keluarga. Mereka bisa jadi, seorang ayah, ibu, istri, suami, anak, kakak, dan adik yang kehadirannya bukan sekadar pelengkap tapi segalanya bagi keluarganya.

Banyak dari kita mungkin sudah lelah dengan kondisi saat ini. Yang awalnya patuh, lama-lama mulai kendor. Kita sedang menghadapi badai yang sama, yaitu pandemi Covid-19. Namun, yang sering kita lupa kita tidak berada di kapal yang sama.

Tidak semua dari kita memiliki ‘rumah’ yang sehat. Tentu ini menjadi persoalan tersendiri, saat selama hampir 1,5 tahun harus melakukan aktivitas di rumah saja. Betapa tidak nyamannya? Hal inilah yang menyebabkan anxiety tak terhindarkan. Dan kembali lagi, tidak semua memiliki akses yang baik untuk memahami bahaya anxiety ini.

Saat kasus semakin meningkat akses untuk kesehatan pun terbatas. Maka cerita tentang pasien meninggal sebelum mendapat perawatan adalah cerita yang semakin sering didengar. Antrian ambulans yang masuk ruang IGD, cerita keluarga yang mencari ruang perawatan, antrian jenasah yang menunggu pemulasaran, atau tentang pasien yang berjuang sendiri karena dirawat di ruang isolasi.

Badai yang kita hadapi sama, dan mungkin kapal yang kita gunakan untuk menyelamatkan diri berbeda. Namun bukan berarti kita abai, banyak kebaikan yang tumbuh di masa yang tidak baik-baik ini. Mungkin kita tidak menyadarinya, namun kebaikan sederhana sangat berarti bagi orang-orang yang membutuhkan.

5 Waktu Mustajab untuk Berdoa agar Keinginan Cepat Terkabul
foto : popbela

Sesederhana menyebarkan usaha teman dan memberi endrosment secara gratis. Berdonasi untuk yang terdampak Covid-19. Mendukung para tenaga kesehatan yang bertugas di lapangan. Memberi tips lebih untuk ojek online. Segera vaksin, begitu mendapat kesempatan. Dan tidak kalah penting, memutus rantai virus Covid-19 dengan tetap di rumah saja dan taat protokol kesehatan.

Kita mungkin bukan saudara bagi yang kehilangan kerabatnya karena Covid-19. Mungkin kita tidak saling kenal, namun kita tahu mereka bukan sekadar nama atau angka. Mereka punya arti mendalam bagi yang ditinggalkan. Melepaskan memang bukan hal yang mudah. Kamu, yang kuat ya. Kita jalani dan hadapi semuanya bersama dan semoga pandemi segera berakhir.

Sumber : gomuslim official

Loading

You cannot copy content of this page