Tabrak Monumen Sejarah di Hengchu, Pekerja yang Melarikan Diri Ini Terancam Dibui

Seorang pengemudi truk terancam dibui dan dijatuhi denda serius usai kecelakaan yang terjadi di wilayah bagian selatan Taiwan.

Pekerja itu terjerat pidana setelah truknya menabrak tugu bersejarah nasional di Taiwan selatan pada Sabtu (11/9/2021) malam.

Polisi di Kotapraja Hengchun, Kabupaten Pingtung menerima laporan sekitar pukul 5 sore pada hari Sabtu yang mengatakan bahwa gerbang utara tembok tua kotapraja itu rusak, dengan puing-puing batu bata berserakan di tanah pasca ditabrak truk, laporan CNANews.

Setelah meninjau video pengawas di lokasi kejadian, polisi menemukan sebuah truk menabrak pintu gerbang yang menjadi monument bersejarah bagi warga masyarakat Taiwan.

Menurut polisi, meski gerbang utara memungkinkan kendaraan lewat, ada batas ketinggian yang ditentukan yakni 2,1 meter, dengan tanda peringatan dipasang di samping jalan.

Karena truk yang melintas memiliki ketinggian lebih dari 2,1 meter, truk menabrak bagian atas lengkungan gerbang.

Setelah insiden kecelakaan ini terjadi, pengemudi truk yakni seorang pria yang bermarga Chen dilaporkan melarikan diri dari tempat kejadian perkara, meninggalkan gerbang yang rusak, dengan batu bata dan batu berserakan di mana-mana.

Setelah mengumpulkan bukti, polisi memanggil Chen untuk mempertanggungjawabkan apa yang terjadi pada Sabtu malam, dan dia mengakui kesalahannya. Kasus ini dirujuk ke Departemen Urusan Kebudayaan Kabupaten Pingtung untuk menjatuhkan hukuman yang sesuai berdasarkan undang-undang perlindungan cagar budaya di Taiwan.

Menurut polisi, ini bukan pertama kalinya Chen mendapat masalah saat mengemudi. Pekan lalu, saat dia mengantarkan barang, truknya tersangkut di pintu samping Kantor Polisi Hengchun. Dalam kecelakaan lain baru-baru ini, dia menabrakkan truknya ke teralis rumah warga.

Monument gerbang tembok batu bata di kota Hengchun berusia 146 tahun dan ditetapkan sebagai monumen nasional kelas dua.

Cagar budaya ini memiliki struktur tembok kota terlengkap di negara ini, dengan gerbang timur, barat, selatan dan utara dan sebagian tembok masih berdiri dengan kokoh.

Saat ini, hanya gerbang utara dan barat yang dibuka untuk lalu lintas publik. Kedua gerbang memiliki batas ketinggian kendaraan 2,1 meter dan telah ditabrak oleh kendaraan berkali-kali selama bertahun-tahun, dengan pengemudi biasanya hanya membayar untuk perbaikan.

Namun, hukuman untuk merusak situs bersejarah menjadi lebih rumit, karena Undang-Undang Pelestarian Warisan Budaya yang baru diumumkan menetapkan bahwa siapa pun yang menghancurkan atau merusak monumen bersejarah di Taiwan akan dihukum dengan hukuman penjara dari 6 bulan hingga 5 tahun dan terancam denda yang berkisar antara NT$ 500.000 hingga NT$ 20.000.000.

Sumber : TVBS NEWS, 東森新聞 CH51, CNANews

Loading

You cannot copy content of this page