Geger! Nakes Lalai, 25 Orang Divaksin BNT Tanpa Diencerkan, RS di New Taipei Dijatuhi Sanksi

Rumah Sakit (RS) En Chu Kong yang terletak di kota New Taipei telah diperintahkan untuk berhenti memberikan vaksin COVID-19 setelah stafnya ditemukan melakukan kelalaian.

Nakes dari rumah sakit tersebut secara keliru memberikan dosis vaksin Pfizer-BioNTech (BNT) yang tidak diencerkan kepada 25 orang, menurut penyelidikan pihak departemen kesehatan (depkes) kota New Taipei.

Dosis vaksin BNT yang tidak diencerkan, yang diberikan kepada 25 orang di tempat vaksinasi corona yang terletak di sebuah kuil di distrik Yingge, kota New Taipei, wilayah bagian utara Taiwan pada hari Senin (27/9/2021), adalah akibat dari kelalaian tim medis, kata depkes kota New Taipei dalam konferensi pers yang digelar pada hari Selasa (28/9/2021).

Departemen kesehatan kota New Taipei segera mengarahkan rumah sakit untuk mengatur pengujian dan melakukan pengamatan kondisi kesehatan 25 individu penerima vaksin corona tersebut.

Menurut pihak berwenang, seluruh individu yang menerima vaksin COVID-19 yang tidak diencerkan tersebut bersedia ke rumah sakit untuk observasi.

Sejak saat itu departemen kesehatan kota New Taipei memerintahkan rumah sakit tersebut untuk berhenti memberikan vaksin COVID-19 selama satu minggu sebagai hukuman atas insiden ini.

Pihak depkes kota New Taipei juga meminta staf rumah sakit untuk melakukan perbaikan dan berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa yang akan datang.

Dalam konferensi pers yang digelar pada hari Selasa (28/9/2021) RS En Chu Kong menawarkan permintaan maaf kepada publik atas segala potensi risiko kesehatan yang disebabkan oleh kelalaian nakes dalam insiden tersebut.

Wang Chung-cheng, wakil inspektur rumah sakit pada konferensi pers mengatakan bahwa pekerja rumah sakit di lokasi tersebut secara keliru mengira vaksin telah diencerkan karena tutup botolnya sudah terlepas.

Dari 25 penerima vaksin yang tidak diencerkan tersebut yang terdiri dari 11 orang pria dan 14 orang wanita yang berusia antara 18 hingga 65 tahun, 20 orang diantaranya telah diuji kondisi kesehatannya di rumah sakit pada pukul 11:00 saat konferensi pers diadakan.

Sedangkan 9 orang setuju untuk diperiksa ke rumah sakit untuk pemantauan selama tiga hari, sementara 5 orang lainnya melaporkan tidak ada gejala, menurut Wang.

Adapun 5 dari 25 orang yang divaksinasi berusia 18 hingga 20 tahun, sementara yang lain berusia antara 40 hinga 65 tahun.

Sebanyak 3 dari 5 anak muda telah dirawat di rumah sakit pasca insiden tersebut, menurut Wu Chih-hsiung, pengawas rumah sakit.

Wu mengatakan bahwa memberikan dosis vaksin corona yang tidak diencerkan atau yang lebih tinggi dari yang diizinkan untuk individu yang merupakan generasi muda akan menempatkan mereka pada risiko masalah kesehatan yang lebih tinggi daripada kelompok yang lebih tua.

Sehingga pihak rumah sakit telah membentuk panel tanggap darurat untuk memberikan layanan perawatan pencegahan bagi 25 penerima vaksin yang tidak diencerkan tersebut, menurut Wu.

Laporan CNANews menyebutkan bahwa satu botol vaksin BNT mengandung 0,45 mililiter (mL) vaksin konsentrat, yang memerlukan pengenceran lebih lanjut menggunakan 1,8 mL injeksi natrium klorida 0,9 persen bebas pengawet.

Setelah diencerkan akan menghasilkan 6 dosis vaksin COVID-19, menurut Wu. Sehingga dalam kasus ini artinya 25 suntikan vaksin murni itu seharusnya menjadi 150 dosis vaksin corona yang diberikan kepada 150 orang.

Wakil pengawas Rumah Sakit Universitas Kedokteran China, Hwang Kao-pin menyarankan agar 25 orang yang menerima vaksin corona yang tidak diencerkan itu untuk diobservasi di rumah sakit agar kesehatan mereka dipantau setidaknya selama satu minggu.

Mereka yang menerima dosis yang sangat terkonsentrasi harus waspada terhadap tanda dan gejala miokarditis, penyakit radang jantung, sekitar tiga sampai lima hari setelah menerima suntikan vaksin mereka, kata Hwang.

Sumber : 東森新聞 CH51, DaAi News Storage

Loading

You cannot copy content of this page