Wah! Mulai Bulan Depan, MOL Berencana Buka Pintu bagi TKI ke Taiwan!

Sejak bulan Mei lalu, otoritas Taiwan memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat akibat lonjakan kasus COVID-19 di negeri Formosa.

Pihaknya juga menutup pintu bagi pekerja migran asing karena banyaknya kasus penularan wabah corona yang dikonfirmasi dari kalangan tenaga kerja asing yang datang ke Taiwan.

Malangnya, hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja di Taiwan dan berdampak pada pekerjaan jangka panjang, proyek manufaktur dan juga sektor konstruksi.

Karena situasi epidemi COVID-19 di Taiwan kini telah stabil, permintaan untuk dibuka kembali pintu bagi pekerja migran asing ke Taiwan meningkat pesat.

Legislator Liu Jianguo baru-baru ini mengadakan simposium dan mengundang Shen Rongjin, Wakil Presiden Eksekutif Yuan, Chen Mingren, Wakil Direktur Eksekutif Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan, Cai Mengliang, Direktur Departemen Pengembangan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja (WDA) Taiwan dan Yang Zhiqing, Wakil Direktur Biro Perindustrian Kementerian Perekonomian, untuk melakukan diskusi dengan produsen untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja yang pelik di Taiwan.

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Presiden Shen mengatakan bahwa jika epidemi corona di Taiwan terus dikendalikan dan stabil, diharapkan mulai bulan depan pekerja migran dapat diizinkan masuk ke Taiwan.

Akan tetapi langkah-langkah pendukung dan upaya pencegahan penularan wabah corona yang terpadu harus direncanakan.

Kementerian Tenaga Kerja telah merencanakan secara komprehensif langkah-langkah pencegahan epidemi bagi warga negara asing yang masuk ke Taiwan, termasuk memprioritaskan pekerja migran asing yang telah divaksin penuh untuk diutamakan masuk ke Taiwan.

Selain itu MOL Taiwan juga mewajibkan pekerja migran asing yang datang ke Taiwan membawa hasil pengujian PCR negatif yang dilakukan sebelum terbang ke Taiwan.

Setelah tiba di Taiwan, para pekerja migran itu akan dikarantina selama 14 hari, satu orang satu kamar.

MOL Taiwan mengatakan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan tempat isolasi bagi pekerja migran yang telah menjalani karantina 14 hari untuk kemudian menjalani pemantauan kesehatan diri selama 7 hari.

Menurut MOL Taiwan, langkah-langkah ini akan dikoordinasikan dengan negara asal pekerja migran sesegera mungkin dan akan diumumkan dan dilaksanakan setelah disetujui oleh pusat komando epidemi sentral (CECC) Taiwan. ⠀⠀⠀⠀

Selain itu, mengingat situasi epidemi corona yang masih cukup parah di Asia Tenggara dan implementasi kebijakan biaya penempatan PMI dibebankan kepada majikan, maka sektor-sektor swasta di Taiwan juga meminta MOL Taiwan untuk merundingkan hubungan kerjasama dengan negara-negara lain di Asia Tenggara sebagai sumber daya baru pekerja migran asing ke Taiwan.

Selain Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam dan negara asing lainnya, jika ada negara lain yang berminat mengirimkan tenaga kerja asing ke Taiwan maka Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Tenaga Kerja juga harus aktif menginisiasi hubungan kerjasama berdasarkan prinsip kesetaraan, timbal balik, dan saling menghormati dengan negara tersebut seperti India yang baru-baru ini menyatakan keinginannya untuk mengirimkan pekerja ke Taiwan.

Menanggapi tren penurunan angka kelahiran di Taiwan, Wakil Dekan Shen juga mengungkapkan bahwa Eksekutif Yuan saat ini sedang menyusun rencana untuk pekerja migran dengan pengalaman kerja bertahun-tahun, seperti lima tahun atau lebih, untuk melamar sebagai pekerja kerah putih atau pekerja migran semi-kerah putih sehingga tidak ada pembatasan kuota pekerja migran.

Tuntutan pekerja migran yang akan tinggal di Taiwan untuk jangka waktu kerja tertentu dan memiliki kemampuan teknis tertentu, mengubah statusnya menjadi tenaga teknis menengah, sehingga dapat terus bekerja di Taiwan.

Sumber : 台灣生活新聞 Taiwan Daily Network, 大台南新聞【南天地方新聞】, Qimo News

Loading

You cannot copy content of this page