Viral! PMI Terlantar Berjam-jam untuk Karantina di Wisma Atlet

Beredar video para Pekerja Migran Indonesia (PMI) harus menunggu berjam-jam untuk menjalani karantina di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Dalam video yang viral di sosial media sejak Minggu (19/12/2021) itu, terlihat para PMI harus menunggu di luar pagar Wisma Atlet. Mereka meleseh dan bahkan tertidur di depan pagar sambil menunggu proses untuk masuk.

Dalam video juga terlihat antrean bus yang mengantar para PMI itu dari Bandara Soekarno-Hatta. Antrean bus itu berbaris di depan gerbang Wisma Atlet.

Salah satu PMI yang merekam video itu menyebut ia sudah menunggu berjam-jam untuk proses menjalani karantina sepulangnya mereka dari luar negeri.

“Ya Allah demi nungguin masuk ke wisma atlet doang. Udah 6 jam kita nunggu di luar ini. Belum dapet-dapet. Ada banyak lagi yang di dalam. Kasihan loh,” kata pria dalam video tersebut.

“Dan mereka itu sudah cukup lama kerja di luar negeri. Dan pengen pulang ke negeri sendiri saja dipersulit. Baru pulang disuruh antri begini. Kacau kacau, ini aneh ini,” kata dia.

Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Kesehatan Dokter Mintoro Sumego mengaku belum mengetahui kapan video itu diambil dan apakah lokasinya memang di wisma atlet Kemayoran.

Mintoro mengatakan, selama ini tempat karantina bagi PMI yang baru kembali ke Indonesia adalah Wisma Atlet Pademangan.

Namun, tempat itu sudah penuh sehingga tower 4 dan 7 Wisma Atlet Kemayoran dialihfungsikan untuk karantina pasien sejak dua pekan lalu.

Mintoro pun mengakui kedua tower itu sempat penuh sehingga ada antrean PMI yang akan masuk.

“Jadi kalau video itu di Wisma Atlet Kemayoran, itu kejadiannya di tower 4 dan 7. Kedua tower itu dipinjam oleh Wisma Atlet Pademangan,” kata Mintoro.

Mintoro mengatakan, kedua tower itu sempat penuh karena banyaknya PMI yang baru kembali dari luar negeri. Namun, Mintoro menyebut saat ini suasana di kedua tower itu sudah kondusif dan tak ada lagi antrean.

Sumber : detikcom, iNews id, Kompas

Loading

You cannot copy content of this page