45 PMI dari Sarawak Dipulangkan ke Tanah Air oleh BP2MI Nunukan

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan menfasilitasi pemulangan 45 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang secara mandiri melalui Krayan, Kabupaten Nunukan, Kaltara​​​​​​.

“Puluhan TKI ini bekerja di Sarawak, Malaysia dan terpaksa pulang melalui Krayan karena masa kontraknya tidak diperpanjang lagi akibat pandemi COVID-19,” ucap Kepala UPT BP2MI Nunukan AKBP F.J. Ginting, Sabtu (18/12/2021).

BP2MI Nunukan: Malaysia tunda deportasi 400 WNI karena COVID-19 - ANTARA  News
foto : Antara

Ke-45 TKI ini pulang ke Indonesia melalui pintu masuk di Long Midang, Kecamatan Krayan yang berbatasan langsung dengan Sarawak karena dianggap lebih dekat daripada pulang melalui Tawau, Sabah.

Saat ini, mereka sedang dikarantina di asrama BP2MI Nunukan sambil menunggu kepastian pemulangan ke kampung halamannya yang dibiayai oleh pemerintah pusat.

Menurut Ginting, rencananya ke-45 TKI ini akan dipulangkan pada tanggal 22 Desember 2021 atas biaya Kementerian Sosial RI.

BP2MI Nunukan menyebutkan sebanyak 8 orang perempuan dan 29 laki-laki serta 8 orang anak-anak.

BP2MI Nunukan fasilitasi pemulangan 45 TKI ke kampung halamannya
foto : Antara

Salah seorang TKI terkendala bernama Eko Supriadi menuturkan bahwa pihaknya terpaksa kembali ke Indonesia dengan tujuan kampung halamannya di Kalimantan Barat setelah masa kerjanya tidak diperpanjang oleh majikannya di Lawas, Sarawak.

Pria ini mengaku bekerja di pabrik tripleks di Sarawak sejak 2 tahun lalu, sementara paspor miliknya tidak diperpanjang lagi.

Sementara itu, TKI terkendala lainnya bernama Tati Artati. TKI asal Solor Timur, NTT, mengaku pulang melalui Krayan, Kabupaten Nunukan karena jaraknya lebih dekat dan mudah melintasi tapal batas negara melalui jalur darat.

Ia mengaku pulang ke kampung halamannya dengan membawa tiga anaknya untuk disekolahkan di kampung halamannya.

132 TKI dideportasi dari Malaysia tiba di Nunukan - ANTARA News
foto : Antara

“Saya pulang ini karena mau sekolahkan anak-anak di kampung,” ujar Tati.

Di Sarawak, dia bekerja di sektor pertanian dengan bercocok tanam sayur-mayur.

Sumber : Antara

Loading

You cannot copy content of this page