Waspada, Obesitas Faktor Pendorong Kematian Pasien COVID-19

Unconscious and intubated Covid-19 patients are treated in Vila Penteado Hospital's ICU, in the Brasilandia neighborhood of Sao Paulo, on June 21, 2020. According ta a study published in June 21st, Brazil's public hospitals, like Vila Penteado, had almost 40% death rates from the new coronavirus, the double from private hospitals. Brasilandia is one of the neighborhhods in Sao Paulo with highest number of deaths from Covid-19 (Photo by Gustavo Basso/NurPhoto via Getty Images)

Tingkat kematian akibat COVID-19 sekitar 10 kali lebih tinggi di negara-negara yang setidaknya terdapat 50 persen orang dewasa mengalami kelebihan berat badan, menurut sebuah studi global.

Studi yang menganalisis data angka kematian COVID-19 dari Johns Hopkins University di Amerika Serikat dan data Observatorium Kesehatan Global Organisasi Kesehatan Dunia tentang obesitas, menemukan 90 persen atau 2,2 juta dari 2,5 juta kematian akibat penyakit pandemi sejauh ini terjadi di negara-negara dengan tingkat obesitas yang tinggi.

Inside ICU: Seven medics attend to one critically-ill COVID-19 patient -  CGTN
foto : CGTN

“Lihat negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, yang tingkat kematian COVID-19 sangat rendah serta tingkat obesitas orang dewasa yang sangat rendah,” kata Tim Lobstein, penasihat ahli Federasi Obesitas Dunia dan profesor di Australia’s Sydney University yang ikut memimpin studi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/3/2021).

Menurut Tim, negara-negara ini memprioritaskan kesehatan masyarakat termasuk berat tubuh populasi penduduk.

Sebaliknya, studi menemukan negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, dengan tingkat kematian karena COVID-19 dan obesitas pada kategori yang termasuk tertinggi.

Semenyara itu, Inggris tercatat sebagai negara dengan tingkat kematian akibat virus korona tertinggi ketiga di dunia dan tingkat obesitas tertinggi keempat yakni 184 kematian akibat COVID-19 per 100.000 dan 63,7 persen orang dewasa kelebihan berat badan, menurut data WHO.

Why COVID-19 is more deadly in people with obesity—even if they're young |  Science | AAAS
foto : sciencemagz

Profesor kedokteran di Britain’s University of Liverpool, John Wilding mengatakan obesitas harus diakui sebagai risiko kesehatan utama COVID-19 dan diperhitungkan dalam rencana vaksinasi.

“Sangat penting bagi kami untuk menyadari bahwa obesitas … meningkatkan risikonnya (kematian akibat COVID-19). Oleh karena itu, seperti penyakit lain seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular, penderita obesitas harus dipertimbangkan sebagai prioritas awal dalam program vaksinasi di seluruh dunia,” demikian kata dia.

Sumber : Reuters, Rti

Loading

You cannot copy content of this page