Jangan Kaget! Curi Istri Orang Sah-Sah Saja Menurut Suku yang Satu Ini!

Mencuri istri orang dianggap sebagai tindakan tak patut. Tapi bagi Suku Wodaabe di Niger, Afrika Barat, hal ini dijadikan tradisi, bahkan perayaan.

Suku ini rutin mengadakan festival tahunan yang disebut Gerewol. Para pria berpakaian sebagus mungkin, lantas berdandan dengan memakai makeup.

Bak kontes kecantikan, mereka bersolek demi menarik hati istri pria lain. Ya, benar. Istri pria lain.

Sebenarnya tak ada yang aneh dari tradisi ini. Laki-laki Suku Wodaabe, sudah sejak lama dianggap sangat angkuh.

Kaum Adam di sini percaya bahwa mereka adalah laki-laki paling tampan di semesta. Bahkan cermin, selalu dibawa-bawa untuk berkaca.

Sebelum festival “curi istri” ini dimulai, para pria pada umumnya akan bersiap-siap selama hampir enam jam.

Budaya suku ini percaya bahwa ketampanan pria dinilai dari putihnya mata, batang hidung yang lurus, dan gigi yang bersih. Tak heran semuanya berlomba menonjolkan hal itu–selama enam jam persiapan.

Mereka mengecat wajah dengan tanah liat merah, menggunakan eyeliner untuk membuat mata mengkilat, dan tak lupa, pakai lipstik yang bisa membuat giginya tampak lebih putih.

Saat acara festival ini berlangsung, tiga wanita paling cantik dari Suku Wodaabe akan menilai pria-pria ini.

Para primadona ini akan memperhatikan gerakan dan tarian para pria, dan memilih mana yang paling memikat hati.

Para wanita ini, yang bisa jadi sudah menjadi istri pria lain, diperbolehkan “naksir” pada pria pesolek itu, untuk selanjutnya dipilih sebagai suami kedua.

Kalau seorang pria berhasil mencuri hati seorang istri dalam festival ini maka secara otomatis, pernikahan bisa disetujui.

Suku ini memang punya budaya poligami sehingga “curi-curi istri” bisa jadi tradisi, bahkan digelar dalam festival.

Bagaimana kalau ada suami yang tak mengizinkan istri mereka dicuri? Sederhana. Tak perlu mengizinkan istri ikut festival–dan rumah tangga bisa terselamatkan.

Waduh..unik sekali ya tradisi di daerah ini!

Sumber : National Geographic, Guardian Nigeria, Wikipedia

Loading

You cannot copy content of this page