Miris! Ribuan Buruh Pabrik di Sabah Sudah 3 Bulan Belum Digaji


Sebanyak 1.182 buruh pabrik kayu di Sipitang, Sabah, Malaysia sudah 3 bulan belum mendapatkan gaji di tengah kondisi sulit masa pandemi Covid-19.

Para buruh menuntut kejelasan status pembayaran gaji mereka ke pengusaha yang mempekerjakan mereka dan penerintah negara bagian.

foto : SinarHarian

Menurut laporan Sinar Harian, para buruh pabrik kayu sudah sangat kesulitan bekerja tanpa gaji. Mereka kehabisan persediaan makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Sejumlah pekerja mengaku bahwa mereka belum menerima gaji dari April, Mei, dan Juni.

“Secara keuangan, kami sangat tertekan. Meski, ada bantuan yang disalurkan, seperti sembako, kami juga membutuhkan uang cash untuk membeli kebutuhan lainnya,” ujar salah satu buruh, seperti yang dilansir dari World of Buzz pada Selasa (6/7/2021).

“Jika gaji kami dibayarkan, setidaknya kami dapat membeli atau menyediakan apa yang dibutuhkan seperti popok dan susu untuk anak,” lanjutnya.

Para buruh membutuhkan penjelasan dari atasan mereka dan pemerintah negara bagian terkait dengan gaji yang belum dibayarkan selama 3 bulan.

“Karena tidak mendapatkan penjelasan apa-apa dan sebelumnya Enhanced Movement Control Order (aturan Covid-19 pemerintah), kami mulai mengibarkan bendera putih pada awal bulan ini,” ucapnya.

“Semua warga di sini terpengaruh oleh situasi ini, yang memaksa kami untuk mengibarkan bendera putih,” tambahnya tentang langkah protes mereka.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pekerja Industri Kayu Sabah, Engrit Liaw, mengatakan hampir 2.000 orang, termasuk keluarga buruh perusahaan, terkena dampak akibat gaji belum dibayarkan selama 3 bulan.

“Kami telalh berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan penjelasan dari pemerintah negara bagian termasuk menteri utama dan 3 wakilnya tentang masalah ini,” jelas Liaw.

“Namun, sampai saat ini belum ada yang datang untuk menjelaskan kepada para pekerja tentang status 3 bulan gaji mereka, sehingga menyebabkan para pekerja dilema dan akhirnya mereka mengibarkan bendera putih,” katanya.

foto : SinarHarian

Dia menambahkan bahwa buruh merasa semakin putus asa, ketika memeriksa rekening bank mereka pada beberapa bulan terakhir ini, tidak ada pembayaran sama sekali yang dilakukan.

“Biasanya pada tanggal 29-30 bulan itu, mereka akan menerima gaji dan ketika hari itu tiba, mereka rela mengantri panjang di bank, tetapi saat ini tidak ada gaji yang masuk,” ungkapnya.

“Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, itulah yang menyebabkan para buruh ini marah, jadi kami mengirimkan surat ke berbagai pihak terkait untuk mendapatkan perhatian tentang masalah ini,” jelasnya.

“Kami benar-benar berharap para pekerja pabrik ini menerima penjelasan yang layak mereka dapatkan tentang masalah ini, jadi mereka dapat terus mencari nafkah dengan jujur dan memberi makan keluarga mereka,” terangnya.

Sumber : The Star, Sinar Harian, World of Buzz

Loading

You cannot copy content of this page