Ricuh di Bandara Kabul, Ratusan Warga Afghanistan Padati Pesawat Kargo AS hingga Tewas Terjatuh

Sebuah video menunjukkan momen 640 warga Afghanistan yang berjejalan memasuki pesawat kargo AS yang sebenarnya hanya didesain muat 150 orang.

“Negeri Uncle Sam” mengerahkan dua pesawat kargo C-17 ke Kabul, dengan penerbangan akan dihelat terus mulai Senin (16/8/2021).

Pada Minggu (15/8/2021), salah satu C-17 dengan kode penerbangan RCH 871 bertolak dari Kabul dengan tujuan Qatar.

Di saat mereka bersiap untuk lepas landas itulah, ratusan warga Afghanistan tiba-tiba berlarian di landasan pacu dan mendekati C-17.

Sebuah foto yang diperoleh Defense One menunjukkan mereka berbaris dan duduk di pesawat yang didesain membawa 150 tentara.

Awalnya, rekaman dari lalu lintas udara menyebutkan terdapat 800 orang yang menjejali pesawat kargo tersebut.

Namun seperti dilansir Defense One via Daily Mail, sumber AS menerangkan jumlah sebenarnya adalah 640 warga Afghanistan.

Sumber itu menerangkan, daripada berusaha mengusir para pengungsi, kru C-17 memutuskan membawa ratusan orang bersama mereka.

Total, delapan orang tewas ketika warga berusaha mengungsi dari negara yang kini dikuasai kelompok Taliban itu.

Dua di antaranya ditembak pasukan AS, dengan tiga orang lainnya tewas karena jatuh dari pesawat yang lepas landas.

Korban yang jatuh dari pesawat berusaha memasuki roda, namun mereka terlepas dan menghantam atap rumah setempat.

Juru bicara Pentagon John Kirby menerangkan situasi di Bandara Hamid Karzai Kabul bukanlah sebuah kegagalan.

“Jika Anda melihat seperti apa situasi di Kabul, tentunya sulit untuk memprediksi keputusan,” kata Kirby dalam konferensi pers.

Mayor Jenderal Hank Tylor, pejabat bagian logstik di militer menuturkan, mereka secara aktif memantau situasi.

“Saat ini, kami sudah mempunyai 2.500 tentara yang berada di Kabul. Pada akhir hari kami berharap total ada 3.000-3.500 personel,” kata dia.

Presiden Joe Biden sendiri dalam jumpa pers membela keputusannya menarik pasukan AS, yang memunculkan kritik dari oposisi maupun aliansi.

“Kami sudah memberikan mereka seluruh kesempatan. Tetapi, kami tidak bisa menyediakan hasrat membela diri,” kilahnya.

Sumber : CNBC Television, DW News, Daily Mail

Loading

You cannot copy content of this page