20 Tahun Berlalu, Warga AS Peringati Tragedi 11 September

Amerika Serikat (AS) menandai peringatan 20 tahun serangan 11 September 2001 atau 9/11 dengan seremoni khidmat. Peringatan tahun ini diwarnai oleh kekacauan penarikan tentara AS dari Afghanistan dan berkuasanya kembali Taliban.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (11/9/2021), acara peringatan 9/11 akan digelar di tiga lokasi berbeda yang menjadi target 19 pembajak Al-Qaeda yang menabrakkan pesawat penuh penumpang ke jantung budaya, finansial dan politik AS 20 tahun lalu dalam serangan yang mengubah dunia selamanya.

Di New York, tepatnya di Ground Zero yang dibangun di lokasi menara kembar World Trade Center (WTC) yang tumbang dalam serangan 9/11, para kerabat akan membacakan nama-nama nyaris 3.000 korban tewas, dalam seremoni yang akan berlangsung nonstop selama 4 jam mulai pukul 08.30 waktu setempat, pada Sabtu (11/9) waktu AS.

Enam momen mengheningkan cipta akan dilakukan tepat pada waktu saat dua menara kembar WTC dihantam dua pesawat yang dibajak dan akhirnya ambruk, juga momen saat gedung Pentagon diserang dan satu penerbangan komersial lainnya — dikenal dengan United 93 –jatuh sebelum mencapai target yang diduga Gedung Capitol di Washington DC.

Monica Iken-Murphy, yang kehilangan suaminya Michael Iken dalam serangan di WTC, menuturkan tahun ini akan menjadi peringatan yang lebih intens bagi banyak warga AS. Baginya, sama seperti korban selamat dan kerabat korban lainnya, rasa sakitnya tidak akan pernah hilang.

“Saya merasa seperti itu baru saja terjadi,” tutur Monica kepada AFP.

Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden akan mengunjungi langsung tiga lokasi target serangan pada Sabtu (11/9) waktu setempat. “Untuk menghormati dan mengenang nyawa-nyawa yang hilang,” sebut Gedung Putih dalam pernyataannya.

Biden diketahui merencanakan peringatan 9/11 ini sebagai hari penting dalam masa kepresidenannya yang berusia 8 bulan. Namun bukannya memimpin momen persatuan, Biden akan melakukan kunjungan di tengah kemarahan publik soal penarikan tentara dan evakuasi yang kacau di bandara Kabul beberapa waktu lalu.

Bahkan sedikitnya 13 tentara AS tewas akibat serangan bom bunuh diri saat mengamankan proses evakuasi tersebut.

Terlepas dari itu, bagi para kerabat korban, seperti biasanya, peringatan 9/11 menjadi momentum menjaga kenangan dari orang-orang tercinta agar tetap hidup.

“Seperti Pearl Harbor. Orang-orang yang tidak hidup, tidak memiliki perasaan yang sama soal itu seperti mereka yang hidup. Tapi Amerika tidak pernah melupakan soal Pearl Harbour dan Amerika akan tidak akan pernah lupa soal 9/11,” ucap Frank Silver, yang kehilangan saudaranya Stephen yang seorang pemadam kebakaran dalam serangan 9/11 di WTC.

Sejak serangan 9/11, seluruh generasi telah tumbuh di AS. Pendiri Al-Qaeda, Osama bin Laden, diburu AS dan telah dibunuh. Kurang dari dua pekan lalu, tentara terakhir AS meninggalkan Kabul, mengakhiri apa yang disebut sebagai ‘perang abadi’ yang dimulai setelah serangan 9/11 itu.

Namun Taliban yang sebelumnya melindungi Osama, kembali berkuasa di Afghanistan. Sementara itu di Guantanamo Bay, tertuduh dalang utama serangan 9/11, Khalid Sheikh Mohammed dan empat tersangka lainnya masih menunggu sidang, sembilan tahun setelah dakwaan dijeratkan terhadap mereka.

Sumber : CNBC Television, Eyewitness News ABC7NY, AFP

Loading

You cannot copy content of this page