Mengejutkan! Pasien Karantina di China Tinggal dalam Kotak Besi, Dianggap Tak Manusiawi

Sebuah video mencengangkan telah memperlihatkan kondisi pasien Covid-19 yang melakukan karantina di China dikurung dalam sebuah kotak besi.

Menurut pengguna Twitter @songpinganq, para pasien Covid-19 yang dikurung untuk karantina tersebut juga diberi makan layaknya hewan ternak dengan didatangi petugas berpakaian APD.

Tempat yang berbentuk kotak dan juga terbuat dari besi itu diketahui merupakan kamp karantina Covid-19 yang disediakan oleh pemerintah China.

Menurut pengakuan pengguna Twitter tersebut, para pasien yang diduga terpapar Covid-19 itu akan dibawa oleh bus malam-mala menuju ke kamp karantina.

Kemudian mereka akan dimasukan ke dalam kotak besi yang akan ditinggali selama 21 hari menjalani karantina.

Video mencengangkan tersebut telah diunggah oleh akun @songpinganq di Twitter. “Bagi yang belum tahu seperti apa kamp karantina covid China. Ini mungkin membantu Anda … dan Anda perlu membayar sendiri isolasi di China,”

Menurut pengakuannya para pasien Covid-19 harus membayar sebanyak 5010 yuan (setara dengan Rp 11,2 juta) untuk menjalani karantina.

Menurut pengakuannya, terkadang ada anak-anak yang dipisahkan dari orang tuanya saat melakukan karantina Covid-19.

“Terkadang anak-anak akan dikurung sendirian tanpa perwalian orang tua mereka,” tulisnya seraya mengunggah video seorang anak yang terkurung dalam kotak besi.

Kondisi mengerikan itu merupakan salah satu tindakan pencegahan ketat yang dilakukan China untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

China telah memberlakukan aturan kejam pada warganya di bawah kebijakan “nol Covid”. Di mana aturan itu kini telah menempatkan jutaan orang di bawah karantina.

Aturan tersebut berlaku untuk semuanya, termasuk wanita hamil, anak-anak dan orang tua.

Mereka dipaksa untuk tinggal di dalam sebuah kotak besi yang diisi dengan tempat tidur, kayu, dan toilet selama dua minggu.

Namun atas aturan yang diberlakukan China itu, tentunya mendapat banyak keluhan karena dinilai tidak manusiawi.

Terkait insiden tersebut, telah menyalakan kembali perdebatan tentang batas-batas pendekatan tanpa toleransi China terhadap Covid-19 yang terlalu berlebihan.

Sumber : Hindustan Times, NDTV

Loading

You cannot copy content of this page