Pasca Ledakan Dahsyat di Beirut, Para Pekerja Migran Minta Dipulangkan!

Ledakan dahsyat di Beirut telah mengantarkan Lebanon ke jurang krisis ekonomi. Para pekerja migran pun meminta untuk dipulangkan.

Seperti dilansir AFP, Senin (24/6/2020) setelah berjuang melalui krisis ekonomi Lebanon dan kemudian pandemi virus Corona, pekerja migran asal Ethiopia, Tarik Kebeda mengatakan ledakan mematikan yang merobek rumahnya di Beirut adalah pukulan terakhir.

Pekerja migran di Lebanon meminta dipulangkan (AFP Photo)Pekerja migran di Lebanon meminta dipulangkan (AFP Photo)
foto : AFP

Di dalam rumah kecil yang dia tinggali bersama empat temannya, dia menunjuk ke bingkai jendela yang ditutupi oleh lembaran, karena kacanya pecah akibat ledakan 4 Agustus.

Mereka sudah kehilangan pekerjaan – sebagai pekerja rumah tangga, atau di supermarket atau restoran – tetapi sekarang rumah mereka juga terancam.

“Saya takut tidur di sini,” kata pria berusia 22 tahun itu. Dia takut bangunan itu “akan runtuh menimpa mereka”.

Ribuan pekerja migran sudah terdampar di Lebanon, setelah berbulan-bulan kekurangan dolar dan kemudian terkena dampak pandemi virus Corona.

Kemudian terjadilah ledakan di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 181 orang dan melukai ribuan orang.

“Saya suka Lebanon, tapi saya tidak ingin tinggal di sini lagi,” kata Kebeda. “Tidak ada lagi pekerjaan. Bagaimana saya akan makan?”

Beberapa pekerja asing juga mengatakan mereka merasa dikesampingkan oleh upaya bantuan. Di lingkungan miskin Karantina, tetangga Kebeda, Hana, mengklaim bahwa pekerja bantuan terkadang mengutamakan orang Lebanon.

Ratusan ribu pekerja migran dari berbagai negara – termasuk setidaknya 250.000 pembantu rumah tangga dan pengasuh – bekerja keras di Lebanon untuk mendapatkan uang tunai agar bisa dikirim pulang.

Mereka memasuki Lebanon di bawah sistem sponsor kontroversial yang disebut “kafala”, yang telah berulang kali dikecam oleh kelompok hak asasi karena memungkinkan terjadinya berbagai pelanggaran.

Di bawah kafala, seorang pekerja tidak dapat mengakhiri kontrak mereka tanpa izin dari majikan mereka atau mereka akan kehilangan status imigrasi resmi.

10k migrant workers in DK apply to go home | Mangaluru News ...
foto : TOI

Sementara itu, banyak pekerja asing telah mencapai titik puncak. Di luar konsulat Gambia di Beirut, sekitar 30 wanita Gambia menggelar aksi protes untuk menuntut bantuan.

“Kami seperti budak,” teriak seorang pengunjuk rasa. “Kami tidak diperlakukan dengan baik, dan rasisme di sini sangat tinggi.”

Zeina Ammar, dari organisasi Gerakan Anti-Rasisme Lebanon (ARM), mendesak negara-negara untuk mendanai evakuasi, dan memberikan dokumen perjalanan bila diperlukan.

“Kami ingin pulang,” teriak mereka.

Sumber : NBC News, AFP, France24

Loading

You cannot copy content of this page