Varian Baru Covid-19 yang Lebih Menular dari Omicron Muncul, Ini Penjelasan WHO!

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai beberapa varian Covid-19 dengan nama-nama Yunani seperti Alfa, Beta, Delta, Gama hingga Omicron.

Kali ini muncul subvarian gabungan dari Omicron BA.1 dan BA.2 yang dikenal dengan nama protein XE. Jika varian ini terbukti menyebar luas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bakal diproyeksikan menamai varian itu sebagai varian ‘Pi’.

Nama varian Pi adalah nama sesuai abjad Yunani yakni Omicron. Wakil ketua Komisi Kesehatan Masyarakat Thailand Chalermchai Boonyaleephan mengatakan WHO akan memberi nama Omicron XE sebagai Pi dan mendeklarasikannya sebagai varian Covid-19 baru jika menunjukkan perubahan signifikan.

“Indikatornya yakni seperti penyebaran virus, tingkat keparahan dan resistensi terhadap vaksin,” kata Chalermchai seperti laporan The Star.

XE adalah varian rekombinan, artinya merupakan hibrida dari dua strain lain dalam hal ini, varian BA.1 Omicron asli dan BA.2. XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari dan telah menginfeksi 637 pasien di sana pada 19 Maret menurut laporan WHO.

“Menurut perkiraan awal, Omicron XE menyebar 43 persen lebih cepat dari varian aslinya dan 10 persen lebih cepat dari subvarian BA.2,” katanya.

Laporan SABC News, ahli epidemiologi dari Afrika Selatan, Profesor Salim Abdool Karim, mengatakan munculnya varian baru Covid-19 mendorong masyarakat harus tetap waspada.

Profesor Karim mengatakan masyarakat harus mematuhi peraturan yang tersisa untuk melindungi kesehatan mereka.

“Setiap varian baru yang muncul, yang berikutnya kemungkinan akan disebut Pi, yang merupakan huruf berikutnya dalam alfabet Yunani setelah Omicron, kemungkinan besar memiliki kemampuan untuk lolos dari kekebalan vaksin,” katanya

Meski begitu, Profesor Karim mengatakan wilayah Afrika Selatan berada dalam periode penularan yang rendah.

“Saya pikir waktunya telah tiba. Kita berada dalam masa penularan rendah dan kita perlu melonggarkan pembatasan sebanyak mungkin selama periode ini, tetapi jangan lupa kita masih hidup dalam masa pandemi, jadi kita perlu beberapa tindakan kesehatan masyarakat untuk meminimalkan dampak gelombang masa depan,” tegasnya.

Sumber : ABC News (Australia), eNCA, The Star

Loading

You cannot copy content of this page